-->

Sistem Pergerakan Udara

Berdasarkan skalanya, maka sistem pergerakan udara/angin dapat dibedakan atas pergerakan udara secara umum/sirkilasi angin dunia, pergerakan udara secara lokal, dan,  pergerakan udara/angin secara khusus/spesifik.

1. Pergerakan udara secara umum. 

Pergerakan udara ini disebabkan oleh karena adanya tekanan udara yang sangat mencolok antara daerah kutub dengan daerah ekuator, seandainya pergerakan tesebut hanya dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara antara kutub (high pressure zone) dengan ekuator (low pressure zone), maka pergerakan tersebut hanya merupakan satu siklus pergerakan. Tetapi kerena pengaruh berbagai faktor, yaitu fisiografi lahan (terutama altitude), efek coriolis akibat rotasi bumi, dan keadaan parallelism (kemiringan sumbu ) bumi, maka pergerakan udara ini didukung oleh tiga subsistem pergerakan udara. Secara berturut-turut mulai daerah ekuator sampai kutub adalah Hadley Cell, Ferrel Cell, Polar Cell.

2. Pergerakan udara lokal. 

a. Angin darat dan angin lokal, merupakan salah satu akibat nyata yang ditimbulkan oleh sifat pemanasan yang berbeda antara daratan dengan lautan yang mengakibatkan terjadinya angin darat dan angin laut. Angin ini bertiup pada arah yang berlawanan dari lautan ke daratan (angin laut) di siang hari dan dari daratan ke lautan (angin darat) bertiup pada malam hari. Angin-angin ini terbentuk dengan baik jika kecepatan angin-angin lainnya masih dalam kategori lemah dan terdapat insolasi kuat untuk memaksimumkan perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan. Biasanya angin laut yang bertiup di siang hari lebih kuat dan masih terasa pada jarak 50 km kedarat (pedalaman). Pembentukan angin laut maksimum 75 hingg 225 meter di atas permukaan laut dan bermula pada jam 10.30 WS, kecepatannya meningkat mencapai > 12 knot (6.2 m.det- 1) dan menurun berakhir pada jam 20.00 WS.

b. Angin gunung dan angin lembah : seperti halnya angin darat dan angin laut, angin gunung dan angin lembah mempunyai periodisitas nyata sepanjang suatu hari. Angin permukaan yang bertiup di siang hari terbagi dalam dua bagian yaitu angin ternal yang menarik lereng  dan angin lembah. Angin ternal yang menaiki lereng terjadi akibat adanya pemanasan secara langsung karena lebih terbuka terhadap sinar surya. Udara yang lebih ringan akan naik menelusuri lereng dan disebut angin ternal. Saat setelah terjadinya angin ternal akan segera disusul angin dari lembah dan disebut angin lembah. Angin lembah sering menyebabkan terbentuknya awan cumulus di siang hari di puncak –puncak lereng terutama pada lembah-lembah yang luas dan dalam. Angin lembah pada umumnya bertiup mulai pukul 09.00 WS sampai terbenamnya surya. Kemudian digantikan oleh angin dari puncak gunung menelusuri lereng menuju lembah dan disebut angin gunung  yang bertiup pada malam hari.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment