Peralatan dan Cara Pengamatan
Alat pengukur hujan secara umum dinamakan penakar hujan. Pada
penempatan yang baik, jumlah air hujan yang masuk ke dalam sebuah
penakar hujan merupakan nilai yang mewakili untuk daerah di sekitarnya. Kerapatan penempatan penakar di suatu daerah tidak sama, secara teori
tergantung pada tipe hujan dan topografi daerah itu sendiri.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penempatan alat penakar hujan di ialah :
1. Penakar harus ditempatkan di suatu tempat yang terbuka, lintasan
angin masih horizontal.
2. Penakar hujan tidak boleh terlalu dekat dengan penghalang.
Sehubungan dengan hal ini WHO telah menetapkan jarak suatu
pengahalang dari penakar paling dekat ialah empat kali tinggi
penghalang.
3. Kerapatan suatu penakar, hal ini penting karena suatu alat penakar
hujan masih dapat dipakai untuk luasan tertentu tergantung tipe
wilayahnya. Misalnya untuk wilayah datar maka kisaran luas minimum
yang diwakili oleh sebuah penakarhujan berkisar 600-900 km2,
sedangkan untuk daerah pegunungan satu penakar hanya dapat
mewakili luasan sekitar 100 km2.
4. Tinggi mulut penakar dari permukaan tanah, semakin dekat dengan
permukaan tanah, maka kecepatan angin akan semakin berkurang. Jika
mulut penakar semakin tinggi maka tiupan angin akan bertambah besar
sehingga jumlah air yang tertampung akan semakin sedikit. Oleh karena
itu perlu adanya tetapan tinggi tertentu untuk meminimalisir pengaruh
gangguan– gangguan luar seperti angin dan percikan dari permukaan
tanah.
Prinsip pengukuran hujan ialah mengukur tinggi air hujan yang jatuh pada
permukaan horizontal seluas mulut penakarnya. Sebagai pengindera, mulut
penakar harus terpasang horizontal. Mulut penakar harus berbentuk
lingkaran yang kuat dan tajam terbuat dari logam tak berkarat seperti
kuningan, agar diperoleh keseragaman arah tangkapan. Penakar tidak
boleh bocor, untuk menghindari penguapan maka pemasukan air dari
mulut ke dalam ruang penampung menggunakan pipa sempit. Seluruh permukaan luar alat dicat warna putih warna metalik dan sambungan
dinding luar dibuat lAndai dengan sudut 1350, dengan tujuan untuk
mengurangi pengaruh pemanasan dari radiasi matahari.
Berdasarkan mekanismenya, penakar hujan dibagi dua golongan yaitu
penakar hujan tipe kolektor dan penakar hujan tipe perekam (otomatis).
1. Penakar Hujan Tipe Kolektor. Penakar hujan tipe ini hanya dapat
menunjukkan tinggi hujan yang terkumpul selama satu periode, tanpa
diketahui perkembangan yang terjadi selama peristiwa hujan
berlangsung. Umumnya dilakukan pengukuran hujan selama 24 jam
yang dilaksanakan setiap pagi.
2. Penakar Hujan Observatorium. Jenis penakar ini merupakan yang
umum digunakan ialah tipe Ombrometer (tipe Observatorium). Penakar
ini paling banyak digunakan di stasiun klimatologi, yang terdiri dari
corong (mulut penampung air hujan), yang luasnya 100 cm2 dengan
garis tengah luarnya ialah 11,3 cm. Bagian dasar dari corong tersebut
terdiri dari pipa sempit yang menjulur ke dalam tabung kolektor dan
dilengkapi dengan kran. Air yang ditampung dalam tabung kolektor
dapat diketahui bila kran dibuka kemudian air diukur dengan gelas
ukur. Ada gelas ukur yang mempunyai skala khusus, yaitu langsung
dapat menunjukkan jumlahcurah hujan yang terjadi, tetapi apabila
menggunakan gelas ukur biasa, maka setiap 10 cm3 setara dengan
curah hujan sebesar 1 mm.
3. Penakar Hujan Tipe Rekaman (otomatis). Penakar hujan tipe ini
dilengkapi dengan sistem perekam data yang mengukur curah hujan
secara otomatis. Jumlah hujan maupun perkembangan hujan selama
satu periode dapat diketahui dari grafik. Golongan penakar hujan ini
sering disebut Recording Rain Gauge atau Pluvlograf atau ombrograf.
Alat ini lebih lengkap dan lebih teliti karena disamping dapat mencatat
jumlah curah hujan, dapat pula diketahui jumlah hari hujan serta lamanya hujan dalam satu hari, karena pada kertas pias sudah
tercantum jumlah dan waktu hujan (jam atau hari). Kertas pias diganti
setiap minggu sekali.
Ada beberapa prinsip pada penakar tipe rekaman :
a. Prinsip Timbangan contohnya pada penakar type Bandix
b. Prinsip Pelampung, contohnya pada penakar type Hellman
c. Prinsip Bejana Berjungkat, contohnya pada penakar type Tipping
Bucket
d. Disamping itu terdapat pula penakar hujan dan intensitas hujan
berperekam data, contohnya penakar intensitas hujan type Jardi.
0 komentar:
Post a Comment