Frekuensi Pembawa Warna dan Offset Baris ke empat
Teori dari P Mertz dan F Gray mengatakan sinyal kecerahan tidak menempati seluruh frekuensi dalam lebar daerah video. Daerah frekuensi dari sinyal gambar terletak pada harmonisa-harmonisa dari frekuensi horisontal dengan frekuensi-frekuensi sisinya dalam jarak 25 Hz, 50 Hz, 75 Hz, 100 Hz, dan seterusnya.
Dengan demikian terbentuk sebuah sisip-sisipan frekuensi yang menghubungkan dengan rapat pembawa gambar dan warna dalam pemancar. Pembawa bantu warna dan gambar membentuk superposisi frekuensi gelombang sinus yang akan mengakibatkan timbulnya titik-titik hitam dan putih pada layar gambar. Semakin jauh kedua pembawa tersebut dipisahkan akan semakin tinggi frekuensi sinus hasil superposisi dan semakin halus bintik-bintik terang gelap yang ditampakkan pada layar. Frekuensi dari pembawa bantu warna ditetapkan sedemikian rupa, sehingga perkalian dari 1/4 frekuensi horisontal menggeser pula gangguan dari baris perbaris pada 1/4 periode pembawa warna. Hal itu mengakibatkan garisgaris miring. Pembawa bantu warna akan muncul selama baris ke 283,75. Dimulai baris pertama dengan setengah gelombang positif dan pada akhir baris dilakukan 283,75 periode. Untuk itu sisa 1/4 periode dijalankan pada awal baris ketiga pada baris kelima dari setengah gambar pertama gelombang akan terjadi berlawanan dengan baris pertama dengan
penggeseran fasa
Bentuk gangguan tersebut akan terjadi berlawanan fasa pada ke empat dari setengah gambar, dan akan terjadi seperti semula pada ke delapan dari setengah gambar. Dengan demikian bentuk gangguan akan berfrekuensi 6,25 Hz. Bentuk gangguan tersebut harus direduksi dengan cara yang dinamakan offset 1/4 baris. Dengan demikian frekuensi pembawa warna ditetapkan.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment