-->

Teknik Pengumpulan Spesimen Fauna Yang Dilindungi

Untuk mendapatkan fauna yang akan kita buat spesimen, kita harus mengetahui waktu aktif fauna dan habitatnya untuk membantu dalam penangkapan satwa. Untuk jenis satwa yang dilindungi  kita tidak diperbolehkan menangkap secara sengaja dan membuat spesimennya tetapi kita dapat membuat spesimennya apabila satwa yang dilindungi tersebut kita temukan dalam keadaan mati atau mendapat ijin untuk dibuat spesimen dalam rangka kegiatan pendidikan, penelitian dan pengembangan.  Untuk kegiatan ini, kita akan menggunakan jenis satwa yang tidak dilindungi sebagai bahan dalam pembuatan spesimen. Sebagai contoh kalau kita akan menangkap kelelawar, karena aktifnya dimalam hari, maka kita sebaiknya melakukan penangkapannya pada malam hari dan harus tahu cara  dan alat yang digunakan untuk pelaksanaannya. Untuk masing-masing family juga terdapat perbedaan alat yang digunakan, seperti untuk kupukupu digunakan jaring, hewan kecil bisa menggunakan perangkap dan masih banyak lagi alat yang digunakan. 

Teknik yang digunakan dalam pembuatan spesimen fauna adalah dengan cara basah dan atau cara kering. Contoh cara kering seperti pembuatan insectarium,  dan taksidermi. Untuk cara basah digunakan cairan berupa alkohol, formalin atau sejenisnya (dengan kadar cairan yang berbeda) dan disesuaikan dengan jenis fauna yang akan diawetkan. 

Pembuatan awetan spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan spesimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk spesimen-spesimen yang sulit ditemukan di alam. 

Insectarium adalah bagian sampel jenis serangga yang diawetkan dengan cara kering dan cara basah untuk keperluan pengenalan sifat-sifat morfologis dan juga merupakan bukti ilmiah yang dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Kegiatan insectarium bertujuan untuk  mempelajari taksonomi (identifikasi, deskripsi, dan klasifikasi) dan mempelajari keanekaragaman, sejarah hidup, perilaku, ekologi, habitat dan distribusi serangga. Insectarium sering menampilkan berbagai jenis serangga dan arthropoda yang mirip, seperti laba-laba, kumbang, kecoa, semut, lebah, kaki seribu, kelabang, jangkrik, belalang, serangga tongkat, kalajengking dan belalang.
 
Taksidermi adalah hewan hasil pengawetan, biasanya golongan vertebrata yang dapat dikuliti. Pada pembuatan taksidermi, hewan dikuliti, organorgan dalam dibuang, untuk selanjutnya dibentuk kembali seperti bentuk aslinya. Hewan-hewan vertebrata yang sering dibuat taksidermi misalnya berbagai jenis mamalia, kadal atau reptil, dsb. Taksidermi seringkali dipergunakan sebagai bahan referensi untuk identifikasi hewan vertebrata, juga menunjukkan berbagai macam ras yang dimiliki suatu spesies. Meskipun pekerjaan pembuatan spesimen insectarium maupun taksidermi tidak sulit, namun dalam beberapa hal caranya perlu diketahui dengan baik sehingga tujuan pembuatan spesimen dapat tercapai. 

Untuk jenis Mamalia, Burung, Reptil, dan Serangga dapat digunakan cara penembakan dengan bius, memasang jerat, memasang jala,  dan insecnet/jaring serangga. Untuk jenis ikan bisa dilakukan dengan menjaring/ memasang jala. Untuk jenis Bivalvia, Anthozoa bisa dilakukan dengan  menangkap secara langsung   menggunakan tempat perangkap. 

1) Teknik Membuat Spesimen Fauna 

Sebelum membuat spesimen fauna harus dipersiapkan terlebih dahulu bahan dan alat perlengkapan yang akan digunakan. Penyiapan Bahan dan Perlengkapan harus sesuai  dengan tujuan pembuatan spesimen  (insectarium atau taksidermi) agar pada waktu pengambilan dan proses pengolahan spesimen tidak mengalami kesulitan. Seringkali pengambilan spesimen dilakukan di hutan yang jauh dari tempat pemukiman, sehingga tidak jarang kesulitan muncul saat diperlukan suatu bahan yang hanya bisa diperoleh di tempat pemukiman atau tokotoko, misalnya alkohol atau spiritus untuk mengawetkan spesimen dalam bentuk insectarium maupun taksidermi.

Untuk pembuatan taksidermi diperlukan perlengkapan dan bahan sebagai berikut:
a) Bak bedah
b) Alat-alat seperti gunting dan pinset
c) Alat-alat dan bahan pembius misal kloroform dan sungkup
d) Kawat, benang, kapas, dan jarum jahit
e) Zat pengawet seperti boraks atau tepung tawas dan formalin
f) Air

Untuk pembuatan insectarium diperlukan perlengkapan dan bahan sebagai berikut 
a) Jaring serangga
b) Kantong plastik / toples
c) Kapas
d) Kloroform
e) Suntikan
f) Chitosan (pengganti formalin)
g) Kuas
h) Jarum pentul
i) Karet busa
j) Kotak karton/kayu
k) Kapur barus / kamper
l) Label

2) Pembuatan spesimen fauna  Ada 2 (dua) cara yang digunakan untuk membuat spesimen fauna yaitu:

a) Cara kering 
  • Insectarium,  biasanya untuk membuat specimen jenis Insecta 
Cara pembuatan insectarium  sebagai berikut:
  1. Tangkaplah serangga dengan menggunakan jaring serangga. “Hati-hati “ terhadap serangga yang berbahaya.  
  2. Matikan serangga dengan jalan memasukkannya ke dalam kantong plastik yang telah  berisi kapas yang dibasahi kloroform.  
  3. Serangga yang sudah mati dimasukkan ke dalam kantong atau stoples tersendiri. Kupu-kupu  dan capung dimasukkan ke dalam amplop dengan hati-hati agar sayapnya tidak patah/rusak.  
  4. Suntiklah badan bagian belakang serangga dengan formalin 5%., lalu sapulah  (dengan kuas) bagian tubuh luar dengan formalin 5%. 
  5. Sebelum mengering, tusuk bagian dada serangga dengan jarum pentul  dan tancapkan pada karet busa. Untuk jenis yang bersayap , rentangkan sayapnya pada tatakan berupa karet busa atau steoroform agar sayap tidak terlipat. Pengeringan cukup dilakukan di dalam ruangan pada suhu kamar.  
  6. Setelah kering, serangga dimasukkan ke dalam kotak insektarium (dari karton atau  kayu), yang telah diberi kapur barus (kamper). 
  7. Beri label (di sisi luar kotak) yang memuat catatan waktu , lokasi dan nama kolektor  
  8. Penulisan data pada Label : 10.Aug.1977 m 10.VIII> 1977, atau VIII.10.1977. Label ditempatkan pada pin serangga. Nama kolektor ditempatkan pada label kedua dibawah label waktu dan lokasi yang ditemukan.
  • Taxidermi, adalah pembuatan specimen fauna jenis Vertebrata ( Aves, Reptilia, mamalia dan Pisces) 
Cara pembuatan taksidermi adalah sebagai berikut :
  1. Potong otot-otot paha dan pisahkan tulang paha dari persendian dan pangkal paha, keluarkan bagian ini. 
  2. Potonglah otot-otot pada tumit, keluarkan jaringan lunak pada telapak kaki dengan jalan mengirisnya. Keluarkan semua bagian kaki lainnya yang masih tertinggal di dalam kulit. 
  3. Ulangi langkah pertama dan kedua di atas untuk bagian tangan, dan ekor. 
  4. Untuk bagian kepala, lepaskan kulit secara hati-hati, sertakan telinga, kelopak mata pada kulit. Jaga jangan sampai robek. Potonglah tulang rawan hidung dan biarkan melekat pada kulit. 
  5. Potonglah bagian kepala dan leher, bersihkan bekas-bekas otak dengan cara menyemprotkan air. o Balikkan kulit dan bersihkan dari sisa daging dan lemak. 
  6. Basuh bagian permukaan dalam kulit tubuh dengan boraks, demikian pula untuk ekor, kaki, tangan dan tengkorak kepala. 
  7. Sebagai pengganti mata, gunakan bola mata tiruan. Bentuk tubuh hewan kembali dengan menggunakan kapuk dan kawat, lalu jahit dengan rapi. 
  8. Atur posisi hewan sebagaimana kebiasan hewan sewaktu masih hidup. 
  9. Pajang taksidermi pada tempat-tempat yang aman dan terhindar dari serangan serangga, bersih dan kering. Insektisida, atau kamper (naftalen) dapat ditambahkan untuk mencegah serangan jamur. Ada baiknya taksidermi disimpan dalam boks kaca.
b) Cara Basah

Cara ini biasanya untuk jenis Pisces, tetapi juga dapat digunakan untuk jenis yang lainnya. Berikut tahapan pembuatan spesiemen fauna dengan cara basah :
  1. Siapkan spesimen yang akan diawetkan. 
  2. Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan. 
  3. Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah diencerkan. 
  4. Tutup rapat botol dan kemudian diberi label yang berisi nama spesimen tersebut .



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment