-->

Melaksanakan Pemanenan Buah Semusim

a. Taksasi hasil tanaman 

Taksasi hasil tanaman pertanian biasa diakukan  oleh petani untuk memperkirakan jumlah produksi yang akan diperoleh. Sesungguhnya kegiatan ini mempunyai kepentingan tertentu, khususnya berkaitan dengan persiapan bila kegiatan panen tanaman diakukan. Berapa tenaga kerja yang perlu dipersiapkan, dan berapa lama waktu panen dengan sejumlah produksi yang telah diperkirakan sebelumnya. Terdapat dua metode taksasi hasil produksi tanaman yang biasa diakukan oleh petani/pengelola usaha pertanian, yang secara prinsip adalah sama, yaitu dengan cara mengambil sampel dari sebagian tanaman.

1) Metode Berdasarkan Ubinan  

Metode ubinan adalah cara memperkirakan berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang bersifat atau tergolong berumpun. Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi pelaksanaan panen dan pasca panen tidak mengalami permasalahan, seperti kelengkapan peralatan panen, rencana pengangkutan hasil panen, penanganan lepas panen dan kemana serta berapa banyak hasil produksi akan dipasarkan.  Metode ini biasa dilakukan oleh petani tanaman pangan (padi).Sesungguhnya  yang perlu diperhatikan adalah mengapa untuk mentaksasi hasil tanaman padi dilakukan dengan metode berdasarkan  ubinan. Kalau diperhatikan bahwa tanaman padi adalah tanaman rumpun dengan jarak yang tidak mudah dipisahkan antara tanamansatu dengan lainnya.  Oleh karenanya untuk tanaman yang memilikisifat rumpun seperti halnya tanaman padi dapat dilakukan taksasi hasil berdasarkan ubinan. Misalkan tanaman jagung, ubi jalar, tomat sayur dsb. Sekalipun demikian juga dapat pula diterapkan terhadap tanaman yang tidak berumpun. Permasalahannya adalah akan sangat sulit bila tanaman tersebut memiliki jarak tanam yang cukup besar. Oleh karena itu billa tanaman tidak berumpun namun jarak tanamnya relatif pendek/sempit bisa juga dilakukan taksasi hasil produksi dengan metode berdasarkan ubinan. Misalkan tanaman padi, stroberi, dll. 

Adapun langkah cara melakukan taksasi berdasarkan ubinan adalah sebagai berikut:
a) Pastikan luas areal yang akan dipanen.
b) Tentukan luas dan jumlah ubinan yang akan dipakai sebagai sample. Luas ubin umumnya cukup  ditetapkan ukuran 2 X 2 meter (4 m2).
c)  Jumlah ubinan bisa diambil lebih dari satu ubin dengan tempat yang berbeda. Hal ini tergantung dari apakah tanaman tersebut homogenataukah  heterogen. Bila homogen cukup ditentukan satu ubin saja. Bila heterogen (tanaman tidak merata) bisa diambil lebih dari satu ubin dengan tempat yang tersebar acak. Misalnya dibagian tepi 2 ubin, ditengah 1 ubin. Jumlah ubin tersebut bias diperbanyak tergantung dari luasan areal tanaman.   
d)  Panen sejumlah sampel yang berupa ubian tersebut dan timbang berat produksinya untuk setiap sampel/ubin. 

Rumus perhitungan:

Keterangan:
Th = Taksasi hasil
La = Luas areal tanaman
Lu = Luas ubin
Hu = Hasil ubinan

2) Metode Berdasarkan Populasi  

Metode taksasi berdasarkan populasi adalah cara memperkirakan berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang bersifat atau tergolong pepohonan. Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi pelaksanaan panen dan pasca panen tidak mengalami permasalahan, seperti kelengkapanperalatan panen, rencana pengangkutan hasil panen, penanganan lepas panen dan kemana serta berapa banyak hasil produksi akan dipasarkan. Merencanakan Taksasi berdasarkan populasi biasa dilakukan untuk tanaman yang memiliki jarak tanam lebar sehingga antar tanaman dapat dipisahkan. Dengan terpisahnya antar setiap tanaman, maka dapat dengan mudah dalam pengambilan sampel berdasarkan populasi. Tanaman yang biasa dilakukan taksasi hasil adalah tanan tahunan seperti karet, kopi, buah-buahan dan lain-lain. Namun tidak menutup kemungkinan untuk tanaman semusim dilakukan taksasi berdasarkan populasi, seperti tanaman cabe, tomat dan lain sebagainya.

Adapun langkah cara melakukan taksasi berdasarkan populasi adalah sebagai berikut:
a) Pastikan luas areal tanaman yang akan dipanen.
b) Pastikan jarak tanam tanaman.
c) Perkirakan prosentase tumbuh tanaman.
d) Tetapkan sejumlah tanaman yang akan dipakai sampel. 

Jumlah sampel ini tergantung keadaan homoginitas kesehatan tanaman dan banyaknya populasi tanaman. Semakin banyak populasi tanaman dan atau kurangnya tingkat homoginitas kesehatan tanaman maka sebaiknya sampel yang ditetapkan lebih banyak dan tersebar tempat tumbuhnya.  

Memanen Hasil Pemanenan  

  • Panen tanaman yang sudah ditetapkan sebagai sampel dan timbang hasil produksinya untuk setiap sampelnya. 
  • Rumus Perhitungan: 
 


b. Faktor- factor yang Mempengaruhi Hasil Panen Semangka


Umur panen semangka bervariasi antara 65-85 HST, tergantung beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu varietas (genetis), faktor iklim (ketinggian tempat penanaman dan musim), serta perpaduan dari beberapa tindakan budi daya.

1) Varietas
Antara varietas satu dengan yang lain mempunyai umur panen yang tidak sama. Umumnya, semangka berbiji dengan waktu penanaman yang sama mempunyai umur panen lebih awal dari semangka non-biji, yaitu 60-75 HST, 

2) Faktor iklim
Berdasarkan pengalaman, penanaman semangka non-biji yang ditanam pada ketinggian 700-900 m dpl mempunyai umur panen yang lebih dalam, sekitar 90-100 HST. Penanaman semangka non-biji pada musim kemarau akan mempunyai umur panen yang lebih awal daripada penanaman pada musim hujan.

3) Tindakan budi daya
Tindakan budi daya seperti pemangkasan cabang, pengairan, dan pemupukan akan mempengaruhi umur panen semangka non-biji. Pemangkasan pada cabang-cabang yang tumbuh berlebihan akan mempercepat fase generatif tanaman (pembungaan dan pembuahan) sehingga umur panen juga lebih cepat. Cabang-cabang liar yang tidak dipangkas akan memperlambat tanaman membentuk bunga dan buah sehingga dapat memperlambat umur panen dan buah yang terbentuk menjadi kecil. Tindakan pengairan yang tepat, yaitu mengairi pada saat diperlukan akan mempercepat umur panen. Pengairan yang berlebih-lebihan terutarma pada saat pembungaan dan permbesaran buah akan memperpanjang umur panen. Pemupukan yang terlampau banyak unsur nitrogen tanpa diimbangi unsur fosfor, kalium, dan unsur-unsur mikro akan nemperlambat umur panen. Pemilihan pupuk daun untuk pembesaran dan pemasakan buah harus diperhatikan kandungan unsur haranya, yaitu unsur P dan K harus lebih tinggi daripada unsur N. Tujuannya agar pertumbuhan vegetatif tanaman (pembentukan daun dan cabang) dihambat serta kualitas dan kuantitas buah dapat ditingkatkan. Kualitas ini meliputi rasa buah yang manis dan renyah, bentuk buah tidak cacat, dan warna kulit buah lebih cerah. Kuantitas berarti bobot buah pada saat panen optimal

c. Tanaman Siap Panen pada Buah Semangka 

Untuk melakukan panen,  sebelumnya harus diketahui dulu apakah umur tanaman sudah memenuhi untuk dipanen untuk beberapa jenis tanaman sudah mempunyai ketentuan pada umur tertentu sudah harus dipanen. Bentuk pisik yang akan di panen atau sudahkah memenuhi kriteria panen, Adanya kriteria yang diberlakukan bagi tanaman untuk siap dipanen sesuai dengan kebutuhan produksinya. Apakah hasil panen akan dijual sesuai kriteria permintaan pasar atau sesuai kriteria pemanfaatan hasil produksi, misalkan untuk benih. Cuacanya apakah terang atau akan hujan, tanaman siap panen tetapi cuaca tidak bagus atau hujan deras bisa jadi pelaksanaan panen ditunda, karena akan membuat permasalah: misalnya buahnya basah, untuk pengangkutan juga licin membahayakan keselamatan buah, dll. 

Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tanaman siap panen adalah kriteria panen. Kriteria/ciri-ciri  panen  buah semangka sebagai berikut:
1) Warna dan tekstur kulit buah terlihat bersih dan jelas, karena lapisan lilin telah hilang;
2)  Warna ujung buah sudah coklat kekuningan atau tangkai buah tampak retak-retak;
3) Sulur kecil yang terletak di belakang tangkai buah telah berubah dari hijau menjadi coklat tua dan mongering; dan 
4) Bila buah ditepuk terdengar suara berat.

Adapun ciri buah semangka yang belum masak adalah: bila buah diketuk terasa tegang, berirama atau nyaring. Sedangkan ciri buah semangka terlalu masak,yaitu  Kulit buah berwarna seperti lumpur serta bergaris-garis seperti jaring; dan  Buah ditepuk terdengar suara berat dan bergetar. 

d. Persiapan Panen Buah Semangka

Bila akan panen buah semangka, penyemprotan pestisida harus dihentikan paling tidak 14 hari sebelum panen. Seminggu sebelum panen, tanaman yang akan dipanen ditandai dan diamati ada tidaknya serangan ulat. Karena ulat akan merusak kulit buah yang dapat menurunkan harga jual. Dari jumlah yang akan dipanen, dapat diperkirakan jumlah tenaga kerja harian yang diperlukan. Keranjang-keranjang pengangkut hasil panen harus sudah disiapkan sehari sebelum panen. Jangan lupa menyiapkan timbangan yang sudah ditera sebagai penakar hasil panen. Tenaga pemasaran harus sudah mengamati harga semangka non-biji di pasaran. Usahakan mengontak bandar atau penampung semangka yang dapat dipercaya. Hal ini perlu agar kita sebagai petani tidak dipermainkan oleh pembeli. Suatu contoh kasus, seorang petani dari Jawa Tengah tanpa mengontak salah satu bandar penampung langsung mengangkut hasil panenannya ke pasar induk Kramat Jati. Pedagang di Kramat Jati melihatpeluang untuk mengeruk untung sebesar-besamya karena petani tersebut akan terpojok, tidak akan membawa  semangkanya kembali. Oleh karenanya, pedagang dengan mudah mempermainkan harga dengan menawar di bawah harga standar dan pengkelasan buahnya seenak pedagang tersebut. Oleh karena itu, survey pasar dan menghubungi calon pembeli adalah hal yang mutlak dilakukan sebelum panen.

e. Saat panen buah semangka 

Pemetikan buah semangka sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk memperoleh buah yang lebih manis karena proses penimbunan zat makanan (gula) terjadi pada malam hari dan tahan simpan. Setelah dipetik, buah semangka tidak boleh dibiarkan terlalu lama terjemur sinar matahari, karena akan menyebabkan layu dan terasa tidak segar lagi saat dikonsumsi/dimakan. Pemetikan juga boleh dilakukan pada sore hari, asal tidak hujan atau habis hujan. 

f. CaraPanen Buah Semangka 

Cara panen (pemetikan buah), tangkai buah semangka dipotong dengan menggunakan pisau atau gunting atau dengan tangan langsung. Buah yang dipetik bertahap sesuai dengan kematangan buah. Hal ini disebabkan karena umumnya buah tidak matang serentak, biasanya panen dilakukan sampai 2 tahap. Setelah buah dipetik, sebaiknya buah semangka tidak ditumpuk terlalu tinggi agar buah yang berada di bagian bawah tidak memar atau rusak. Buah semangka yang telah dipetik, lalu diangkut dan ditaruh di tempat teduh yang telah diberi alas dan ditutup dengan jerami.  Buah yang sudah dipanen dikelompokan menjadi tiga, yaitu :
Kelas A = buah yang berukuran 6-8 kg,
kelas B = buah yang berukuran 4-6 kg,
kelas C = buah yang berukuran kurang dari 4 kg.

g. Panen buah stroberi 

Pada umumnya stroberi dibudidayakan untuk tujuan konsumsi segar dan untuk industri. Cara budidaya untuk kedua keperluan itu sama.  Perbedaannya hanya terletak pada pemilihan varietas dan cara pemetikan buah pada waktu panen. Ukuran dan keseragaman buah stroberi untuk tujuan industri pengolahan tidak terlalu diutamakan.  Untuk industri pengolahan, lebih diperlukan total produksi, warna, dan aroma buah stroberi.  Sebaiknya, untuk konsumsi segar lebih ditentukan pada warna, bentuk ukuran, rasa, dan aromanya. Stroberi dapat dipanen pada bulan ke 2tetapi buah pertama dibuang, pada bulan ke 4-5 buah stroberi dapat dipanen dan dikonsumsi.  Satu tanaman dapat berbuah antara 0,6-1,25 kg/tanaman/tahun.  Pemanenan dapat dilakukan setiap 15 hari sekali. Ketika usia buah 1 minggu, muncul kembali bunga.  Ketika buah pertama panen, buah berikutnya hampir matang.  Priode pembugaan dan pembuahan dapat berlangsung selama dua tahun tanpa henti. Ciri dan Umur Panen: Buah sudah agak kenyal dan agak empuk, kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan hingga kuning kemerahan, buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah. Cara Panen: Panen dilakukan dengan menggunting bagian tangkai bunga dengan kelopaknya. (gambar ).  Panen dilakukan dua kali seminggu.Pemetikan sebaiknya dilakukan  pagi atau sore hari.  Dalam cuaca panas buahnya cepat lembek dan busuk.

h. Pencatatan hasil panen 

Segera setelah selesai panen dan semua hasil panen di kumpulkan  kemudian dikelompokkan berdasarkan kelasnya. Setiap kelas harus diketahui berapa beratnya karena akan berpengaruh kepada harga. Biasanya untuk kelas C yaitu buah yang berukuran kurang dari 4 kg akan dijual disekitar lokasi atau pasar setempat tetapi untuk kelas A dan B akan dijual di pasar swlayan atau dikirim disentral pasar yang lebih besar seperti pasar kramat jati ( Jakarta) atau pasar caringin (bandung). 



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment