Melaksanakan Pembukuan Usaha Tanaman Buah Semusim bag 2 [end]
b. Buku keuangan usaha
1) Neraca
merupakan ikhtisar dari semua hak milik hutang dan penanaman modal yang telah dilakukan oleh pemilik dalam bisnis. Neraca terdiri dari 3 komponen, yaitu: komponen yang menggambarkan kekayaan (assets/aktiva); yg menggambarkan semua hutang (leabilities / pasiva); selisih antara kekayaan dan hutang (nilai bersih / saldo).a) Assetslebih besar dari hutang : saldo positif dan merupakan kekayaan bersih perusahaan (owner’s equity).
b) Hutang lebih besar dari assets : maka nilai bersih disebut saldo negatif (perusahaan defisit).
c) Saldo disimpan disebelah neraca yang jumlahnya lebih kecil,untuk menjadikan neraca seimbang.
2) Bentuk neraca
a) Bentuk Staffel (satu halaman), dimana daftar harta (kekayaan), hutang dan modal tersusun secara berurutan dari atas kebawah.b) Bentuk Skontro(dua halaman),dimana daftar harta (kekayaan) sebelah kiri / debet, daftar hutang dan modal di sebelah kanan/ kredit. Bentuk skontro sama yang dicontohkan pada buku besar (Tabel 17.2)
3) Laporan Laba-rugi
adalah ringkasan dari semua penerimaan ditambah keuntungan dikurangi semua pengeluaran ditambah kerugian, sama dengan pendapatan bersih / kerugian bersih dalam jangka waktu tertentu (Tabel 17.4). Labamerupakan tolok ukur utama atas efisiensi manajemen.4) Laporan arus tunai
Laporan arus tunaidisebut juga laporan arus sumber dan pemakaian uang, catatan keluar masuknya uang oleh transaksi-transaksi keuangan selama waktu tertentu, terdiri;- Arus masuk tunai . Sumber berasal dari hasil-hasil penjualan produk dan bantuan pemerintah (dana subsidi); hasil penjualan barang-barang produksi; pendapatan dari sumber luar pertanian seperti: bunga modal, deviden; penjualan kertas berharga (saham, obligasi); pinjaman dan modal milik pribadi dari luar perusahaan agribisnis.
- Arus keluar tunai . Sumber berasal dari biaya operasional; investasi modal seperti: pembelian tanah dan bangunan dsb; pembelian kertas-kertas berharga; pembayaran hutang usaha; pengeluaran uang tunai untuk konsumsi (prive), pajak, pembayaran deviden, bunga; penarikan modal milik pribadi untuk hadiah dan liburan,dsb. Pencatatan transaksi usaha adalah kegiatan mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan lalu lintas keuangan/aktifitas usaha. Transaksi yang perlu dicatat adalah transaksi yang berhubungan dengan kas, pembelian (tunai dan kredit), penjualan (tunai dan kredit), piutang, dan hutang. Mencatat setiap transaksi yang terjadi sangat penting sebagai bahan untuk menyusun laporan keuangan. Tanpa adanya catatan transaksi usaha, mustahil laporan keuangan dapat dibuat. Tentunya setiap transaksi juga harus disertai bukti transaksi, sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar benar terjadi dan bukan karangan semata. Lebih jauh dari itu, kebiasaan untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengelompokkan bukti transaksi (kwitansi, faktur, nota penjualan dan nota pembelian) secara tertib akan membentuk kedisiplinan mereka untuk siap menghadapi kondisi “upgrade” usaha. berikut ini dapat digunakan oleh UKM dalam mencatat setiap transaksi keuangan yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk membuat laporan keuangan. Tabel ini terdiri atas: buku kas (Tabel 17.5 ), buku bank pembelian tunai dan kredit, buku penjualan tunai dan kredit, buku pembantu piutang dan buku hutang. Sebagai contoh; Jika terjadi penjualan tunai, maka jurnal yang dimaksud adalah mencatat di kolom penerimaan (debet) buku kas, dan imbangannya mencatat nilai yang sama pada buku penjualan tunai
Yang dicatat pada buku kas adalah transaksi yang mengakibatkan uang tunai bertambah atau berkurang. Dengan format seperti ini, dapat dilihat posisi kas (uang tunai) yang dimiliki, atau seharusnya dimiliki, secara cepat dan tepat dengan melihat kolom saldo dari pencatatan transaksi terakhir. Dari sisi pembentukan nilai-nilai kedisiplinan dan fokus pada bisnis, buku kas ini dapat berfungsi sebagai kontrol dalam mengendalikan pemakaian uang tunai agar dapat digunakan secara efektif dengan melihat item-item dalam penerimaan dan pengeluarannya.
5) Pentingnya pembukuan
Laporan keuangan sangat penting sekali bagi pemilik usaha untuk mengetahui kondisi keuangan usahanya. Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji tetapi digunakan juga sebagai dasar untuk dapat menentukan dan menilai posisi keuangan usaha. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi untuk dilakukannya analisa oleh pihak-pihak yang terkait seperti : pemilik usaha,kreditur dalam pengambilan keputusan untuk menentukan perencanaan-perencanaan yang akan menguntungkan dan memajukan usaha. Maka dengan ini laporan keuangan sangatlah penting untuk diperhatikan. Laporan keuangan pada umumnya adalah proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.6) Proses pembukuan keuangan
Proses pembukuan keuangan diawali dari proses :a) Proses Mengklarifikasi transaksi
Pada tahap ini dilakukannya suatu pembagian transaksi suatu organisasi atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contohnya adalah pembagian transaksi yang masuk ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran kas, penerimaan kas dan lainnya.
b) Proses mencatat dan merangkum
Setelah melakukan pengklarifikasian data selanjutnya adalah melakukan pencatatan. Memasukan transaksi ke dalam jurnal yang tepat dan benar sesuai dengan urutan kejadian transaksi. Sumber- sumber yang dapat dijadikan bukti seperti : bon, bill, nota, struk dan lain sebagainya. Setelah transaksi diinput dalam jurnal selanjutnya memasukan jurnal dalam buku besar secara berkala.
c) Proses Penginterpretasikan dan melaporkan
Setelah kedua proses dijalankan, maka proses terakhir adalah membuat kesimpulan dari kegiatan atau pelaporan keuangan sebelumnya. Dari informasi laporan keuangan, seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pada perusahaan, apakah sudah sesuai dengan tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat menjadi acuan atau pedoman bagi managemen untuk pengambilan keputusan.
7) Tips cara praktis dalam pembukuan
Cara praktis dalam pembukuan penting dilakukan oleh pemilik usaha, karena pembukuan sangat vital bagi kelangsungan bisnis usaha. Berikut ini ada 10 tips, cara praktis dalam pembukuan keuangan pemilik usaha :a) Melakukan Penyusunan Proyeksi arus kas sebelum memulai usaha. Hal ini bisa digunakan untuk melihat prospek dari usaha tersebut. Dan juga mempersiapkan cadangan modal usaha yang lebih besar dari asumsi modal yang dibutuhkan dalam proyeksi aliran kas tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak terduga dalam perjalanan bisnis usaha anda.
b) Pencatatan transaksi harus selalu dilakukan (update). Pencatatan transaksi harus selalu dilakukan setiap kejadiaanya dan tidak boleh melewatkan satu transaksi untuk dicatat. Jika hal ini dilakukan informasi mengenai aktifitas usaha bisa didapat.
c) Membuat dan mempersiapkan 2 buku, yaitu buku pengeluaran dan buku pemasukan. Cara ini yang paling mudah dalam melihat posisi keuangan.
d) Tidak mencampur keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi. Termasuk diantaranya pembedaan atau pemisahaan rekening perusahaan dengan rekening pribadi. Sekecil apapun perusahaan anda, jangan mencampur adukan seluruh aktivitas keuangan perusahaan dengan pribadi. Hal ini dilakukan agar informasi keuangan perusahaan menggambarkan aktivitas keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
e) Setiap transaksi yang tercatat harus ada buktinya. Pencatatan transaksi yang tercatat harus disertai bukti berupa nota, invoice, kwitansi dan lain- lain. Hal ini dilakukan sebagai kontrol atas pencatatan transaksi dengan bukti autentiknya. Bukti-bukti ini akan berguna jika dilakukan pemeriksaan, misalnya dalam hal pajak dan audit. Tanpa bukti transaksi, pembukuan keuangan dianggap tidak sah.
f) Pembuatan Form-form khusus. Hal ini digunakan untuk memudahkan pencatatan, misalnya untuk pengeluaran rutin menggunakan form warna kuning, pemasukan warna hijau dan lain sebagainya.
g) Penempatan file khusus untuk setiap transaksi. Cara ini dilakukan untuk memisahkan penempatan file-file transaksi agar terlihat rapi dan mudah dalam hal pencarian. Penempatan file yang dipisahkan diantaranya: file penjualan, pembelian, bukti bank masuk dan keluar, bukti kas masuk dan keluar dan lainnya.
h) Membuat list dan memperhitungkan depresiasi atau biaya penyusutan aset-aset perusahaan seperti bangunan, kendaraan, peralatan dan perlengkapan perusahaan. Untuk memudahkan , biaya penyusutan dihitung setiap setahun sekali saja. Aturan depresianya harus sesuai dengan aturan perpajakannya. Contohnya : untuk metode perhitungannya memakai metode garis lurus.
i) Pastikan setiap periode membuat laporan berupa : neraca, laba rugi, modal, aliran kas, penjualan,piutang, pembelian, hutang dan laporan persediaan. Dengan dibuatnya laporan tersebut, pemilik usaha bisa memantau terus setiap bulannya mengenai perkembangan usahanya.
j) Konsultasi dengan tenaga akuntan dan pajak. Lakukan konsultasi dengan tenaga akuntan dan pajak jika merasa kurang mampu dalam hal laporan. Karena bertujuan untuk membantu pemilik usaha dalam analisa laporan keuangan.
c. Cara Melakukan Pembukuan sederhana
Pembukuan sederhana dapat diawali dari pencatatan arus kas. Karena dalam operasinya, keuangan usaha kecil dan rumahan umumnya masih terfokus pada aliran uang tunai. Namun perlu diingat bahwa pembukuan sederhana ini hanyalah bagian kecil dari praktek akuntansi yang sebenarnya, yaitu pencatatan aliran uang kas. Tapi karena usaha kecil dan rumahan umumnya masih terfokus pada transaksi tunai (cash/bank transfer), maka pembukuan usaha bisa dimulai dari sini dulu. Perlengkapan yang dibutuhkan untuk pembukuan sederhana ini adalah kalkulator, buku kas, satu boks amplop, dan tentunya alat tulis untuk mencatat. Dan seluruh perelengkapan ini bisa didapatkan di toko ATK terdekat. Sebelum memulai pencatatan, kita perlu membuat pos-pos keuangan. Pos keuangan pada dasarnya adalah kategori pencatatan di mana setiap transaksi akan dicatat dan dikelompokkan dalam pos-posnya masing-masing. Untuk memudahkan, kita dapat membagi pos keuangan menjadi tiga bagian. Anda nanti bisa menyesuaikan nama dan jumlahnya sesuai kebutuhan. Pos-pos keuangan yang dimaksud adalah “Kasir”, “Pembelian”, dan “Penjualan”:1. Kasir
Pos kasir adalah pos keuangan utama di mana seluruh uang terpusat. Kalau diibaratkan pangkalan taksi, maka Pos Kasir adalah poolnya. Pos Kasir juga merupakan pos yang mendistribusikan uang ke Pos Pembelian.
2. Penjualan
Pos penjualan adalah pos yang mencatat seluruh penjualan produk yang kita miliki. Uang hasil penjualan dikumpulkan di pos ini sebelum kemudian disetor ke Pos Kasir.
3. Pembelian
Pos belanja adalah pos yang berhubungan dengan pengeluaran usaha. Baik itu untuk pembelian bahan baku, biaya operasional, maupun pembayaran gaji karyawan.
Awal pencatatan dimulai dari Pos Kasir dan saldo berasal dari modal yang disetor oleh pemilik usaha ataupun yang berasal dari saldo bulan sebelumnya (dicatat sebagai uang masuk). Berikutnya, Pos Kasir menyerahkan uang ke Pos pembelian sarana dan prasarana. Pada buku kas biasanya terdapat kolom debet dan kredit dan kedua istilah ini masih suka membingungkan.Tapi ini bukan masalah besar. Kita bisa menggantinya dengan istilah yang lebih mudah dimengerti. Misalnya menjadi “Uang Masuk” dan “Uang Keluar” Nah, setelah Pos Pembelian menerima uang dari Pos Kasir, pemilik usaha kemudian mengolah uang belanja tersebut untuk menghasilan produk untuk dijual. Hasil penjualan produk kemudian dicatat oleh Pos Penjualan dan uangnya disimpan dalam Pos Penjualan Pada waktu yang sudah ditentukan (misalnya setiap sore), uang hasil penjualan yang terkumpul di Pos Penjualan kemudian disetorkan seluruhnya ke Pos Kasir, di Pos Kasir inilah kita bisa melihat posisi saldo usaha, Yaitu selisih antara uang yang disetor oleh Pos Penjualan dan uang yang dikeluarkan untuk Pos Pembelian. Dan di akhir bulan, kita bisa menyimpulkan apakah usaha di bulan ini untung atau merugi.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment