-->

Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan lamanya sebuah pekerjaan bisa diselesaikan. Pengukuran kerja berkaitan dengan penentuan waktu standar. Waktu standar adalah waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja terlatih untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu, bekerja pada tingkat kecepatan yang berlanjut, serta menggunakan metode, mesin dan peralatan, material, dan pengaturan tempat kerja tertentu.

Penentuan waktu standar merupakan masukan penting bagi perencanaan proses produksi. Salah satu cara yang sering digunakan untuk menentukan waktu standar adalah dengan cara studi waktu. 

Studi waktu dilaksanakan dengan menggunakan alat jam henti ( stop watch ) untuk mengamati waktu tugas. Waktu standar dihitung berdasarkan pengamatan terhadap seorang pekerja yang melaksanakan siklus tugasnya berulang-ulang. Setelah ditetapkan, waktu standar itu diberlakukan bagi seluruh pekerja lain yang melaksanakan pekerjaan serupa. Pekerja yang dipilih adalah pekerja yang mengerti benar ( terlatih ) tentang tugas yang sedang diamati dan bekerja dengan menggunakan metode yang sesuai.

Tahap dalam Studi Waktu

Tahap-tahap dalam menentukan waktu standar, sebagai berikut:

1. Tentukan pekerjaan yang akan diamati dan beri tahu pekerja yang dipilih tentang tujuan studi. Langkah ini diperlukan agar pekerja yang diamati ataupun penyelianya tidak curiga, melainkan malah membantu kelancaran pengamatan.

2. Tentukan jumlah siklus kerja ( ukuran sampel, n ) yang akan diamati. Jumlah siklus kerja tergantung pada standar deviasi dari waktu yang diamati, ketelitian, dan tingkat kepercayaan yang diinginkan.

3. Catat seluruh hasil pengamatan dan hitung rata-rata waktu yang diamati.



4. Tetapkan peringkat kinerja ( PR, performance rating ) pekerja yang bersangkutan, lalu hitung waktu normal ( NT, normal time ) dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:



 dimana:  PR = peringkat kinerja ( dalam persen )

Peringkat kinerja diperlukan untuk penyesuaian waktu yang diperoleh dari pengamatan terhadap satu orang pekerja menjadi waktu normal yang berlaku bagi seluruh pekerja. Peringkat kinerja untuk rata-rata pekerja sebesar 100%. Pekerja yang memiliki keterampilan / kecakapan lebih dari rata-rata pekerja lainnya memiliki peringkat kinerja di atas 100%. Pekerja yang keterampilannya di bawah rata-rata memiliki peringkat kinerja di bawah 100%. 
Peringkat kinerja ini hanya berlaku untuk satu jenis kegiatan, tidak diberlakukan secara umum. Dengan demikian, bisa saja untuk satu jenis kegiatan, seorang pekerja mempunyai peringkat kinerja di bawah rata-rata karyawan lain, tetapi untuk jenis kegiatan yang lain peringkatnya di atas rata-rata.
Waktu normal diartikan sebagai waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja yang berpengalaman untuk menyelesaikan elemen-elemen tugas yang penting, dan bekerja pada kecepatan normal.

5. Tetapkan faktor kelonggaran ( AF, allowance factor ). Faktor kelonggaran diperlukan untuk mencakup interupsi / penundaan yang terjadi karena keperluan pribadi pekerja ( untuk minum, ke kamar kecil atau istirahat karena letih ) atau penundaan yang tidak bisa dihindari ( seperti mesin / peralatan rusak, material terhambat, atau gangguan listrik ).
Untuk faktor kelonggaran yang dinyatakan sebagai persentase dari waktu tugas:

AA F + =1

dimana: A = toleransi kelonggaran ( dalam persen )

Untuk faktor kelonggaran yang dinyatakan sebagai persentase dari waktu kerja:



6. Selanjutnya hitung waktu standar ( ST, standard time ) dengan rumus:

ST = NT x AF

Waktu standar ini yang selanjutnya dipakai sebagai acuan dalam perencanaan produksi dan penentuan sistem insentif baik bagi karyawan yang berprestasi maupun untuk keperluan perencanaan lain



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment