-->

Klasifikasi Oli




Oli yang dijual dipasaran, pada bungkusnya tertulis tingkat kekentalan dan qualitas oli tersebut, dengan ukuran menurut standar tertentu, yaitu :

1. Klasifikasi SAE : Kekentalan (Viskositas)

Klasifikasi berdasarkan pada kekentalannya biasanya menggunakan standarisasi dengan indek SAE, menurut standarisasi dari SAE (Society Automotive Engineers), semakin rendah nilai SAE mempunyai kekentalan yang semakin rendah begitu juga sebaliknya, semakin besar nilai SAE sifat oli semakin kental. Untuk kode kondisi dingin ditambahkan huruf “W” (Winter). Sebagai contoh untuk pengklasifikasian tersebut nomor 30 dipakai untuk general purpose, dan nomor 20 adalah untuk dipakai pada kondisi dingin/winter, pada single grade hanya menggunakan satu nomer saja. Kode oli ada yang tertera 2 kondisi seperti 5W - 30 atau 10W - 30 yang seperti itu disebut dengan multi grade. Dalam hal ini, dengan membandingkan 5W-30 dengan 10W-30, 5W-30 mempunyai kekentalan lebih rendah daripada 10W-30 pada temperatur rendah, tetapi pada temperatur tinggi kekentalannya sama besar.
Umumnya, ketika temperatur meningkat, kekentalan oli akan menurun. Untuk mengindikasikan perubahan kekentalan ini digunakan viscosity index. Jika kekentalannya tidak mudah berubah maka indek kekentalannya tinggi. Kekentalan yang tinggi akan lebih mudah untuk dipakai.

Cara membaca viscosity indek oli : misal Oli dengan kode 10W-40 mempunyai arti, 10W artinya : pada suhu – 20 °C kekentalan oli tersebut sama dengan oli SAE 10 yang didinginkan – 20 °C. Dan 40 artinya pada suhu 100 °C, kekentalan oli tersebut sama dengan oli SAE 40 yang panasnya 100 °C.
Indeks disesuaikan dengan pemakaian :

2. Klasifikasi API

Pada penggolongan ini didasarkan pada kualitas (quality) minyak pelumas, dipakai standarisasi API (American Petroleum Institute). Untuk mesin bensin, ditandai dengan huruf pertama “S” diikuti oleh huruf yang lain. Untuk mesin diesel, ditandai dengan huruf pertama “C” diikuti dengan huruf lain. Sebagai contoh, huruf SA sampai SJ sebagai tanda untuk mesin bensin, dan huruf CA sampai CJ untuk mesin diesel.
Huruf kedua antara A sampai dengan J digunakan sesuai kondisi kerja mulai dari tugas ringan huruf A, sedang huruf E, dan berat huruf J. dapat juga digunakan berdasarkan tahun pembuatan motor yang besangkutan.

Catatan
Berdasarkan hasil penelitian dari pabrik, maka tiap beberapa tahun sekali akan muncul oli baru yang lebih baik mutunya, dan huruf ke dua juga akan meningkat.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment