Kerja Tata Panggung BAG 4
Layar
atau objek tergantung dalam tata panggung disebut sebagai drop. Oleh
karena itu layar sebagai latar belakang disebut dengan back drop. Layar
ini bisa dilukis dengan pemandangan sesuai dengan latar tempat
terjadinya peristiwa. Tapi bisa juga dibiarkan tanpa lukisan dan hanya
berwarna hitam untuk memberi kesan kedalaman. Teknik pemasangan layar
ini tentu saja digantung sebab jika ia di pasang pada kerangka kayu dan
didirikan dengan menggunakan penyangga, maka namanya adalah flat. Objek
tergantung yang disebut sebagai drop ini tidak hanya digunakan untuk
menyebut layar saja. Semua objek dekorasi yang pemasangannya digantung
disebut sebagai drop. Misalnya, kerangka jendela, lukisan atau hiasan
yang cara memasangnya digantung.
Gambar 59. Drop
Tirai
adalah kain yang biasanya di panggung dan telah terpasang seperti
tirai pembuka dan tirai pembatas antara bar lampu satu dengan yang
lainnya. Bentuk tirai ini bisa diambil sebagai model dalam penataan
panggung dan disebut sebagai draperi. Model tirai bisa dibuat dari kain
dan dapat diterapkan pada objek tata panggung lain misalnya jendela atau
pintu. Kreativitas penata panggung dalam membentuk kain menjadi sesuatu
objek artistik ini sangat diperlukan. Pelengkapan panggung seperti yang
telah disebutkan di atas cukup mewadahi keperluan praktik kerja tata
panggung. Dalam
pembelajaran dasar tata panggung, praktik yang
dilakukan adalah menciptakan tata panggung dengan menggunakan
perlengkapan panggung yang ada. Tata dan susun objek ini harus
didasarkan pada gambar rancangan seperti yang telah disebutkan pada
bahasan sebelumnya. Langkah kerja penataan dapat dilakukan dengan
tahapan berikut.
a. Memahami gambar rancangan tata panggung dengan baik. Komposisi, ukuran dan tata letak objek diperhatikan dengan seksama.
b.
Memilih dan memilah kelengkapan panggung sesuai dengan kebutuhan. Flat,
platform, tangga, drop, draperi atau beberapa di antaranya harus
ditentukan sesuai keperluan perwujudan gambar rancangan.
c.
Menentukan atau merancang langkah penataan. Hal ini penting sebab jika
tata letak salah satu objek salah atau kurang sesuai dengan gambar, maka
diperlukan penataan ulang. Oleh karena itu objek yang mana yang perlu
ditata terlebih dahulu dan objek yang mana yang perlu ditata kemudian
harus diatur dengan baik.
d. Menata dan menyusun objek. Semua harus dilakukan dengan hatihati dan cermat.
e.
Mengamati. Setelah semua objek tersusun hingga membentuk tata panggung
sesuai gambar, pengamatan atau pengecekan ulang perlu dilakukan. Jika
terjadi kesalahan atau kekurangan bisa segera dibenahi.
f.
Tahap terakhir adalah mengevaluasi hasil kerja yang telah dilakukan.
Hal ini penting untuk menemukan kekurangan dalam proses sehingga pada
proses berikutnya bisa diperbaiki.
Pelatihan praktik tata
pangung menyediakan bermacammacam gambar rancangan yang disediakan atau
digunakan, agar praktik tidak hanya menata objek sesuai dengan satu
gambar rancangan saja. Karena hal demikian tidak akan memberikan banyak
pengalaman. Kerja penataan dengan berbagai macam gambar rancangan dapat
memberikan pemahaman yang baik mengenai tata cara penataan objek
(kelengkapan panggung) secara efektif dan efisien. Kerja penataan
panggung membutuhkan banyak tenaga, maka jika terlalu banyak bongkar
pasang dalam penataan akan menguras banyak tenaga. Pada akhirnya kerja
menjadi tidak mengenakkan.
Praktik dasar penataan panggung
dengan menggunakan perlengkapan panggung dapat dilakukan secara bertahap
mulai dari menata berdasar komposisi, keseimbangan hingga menciptakan
ruang. Akan tetapi praktik seperti ini belum tentu bisa dilaksanakan
dengan baik karena sangat tergantung dengan ketersediaan perlengkapan.
Misalnya, bentuk dan ukuran flat yang terbatas akan menghasilkan
komposisi yang terbatas pula. Demikian juga dengan kelengkapan yang
lain. Untuk mengurangi kendala tersebut. Praktik penataan dapat
dilakukan dengan menggunakan maket atau miniatur kelengkapan panggung.
Gambar 60. Maket tata panggung
Perubahan
maket dapat dipergunakan untuk berlatih mengatur tata panggung, semua
jenis perlengkapan panggung dibuat dalam ukuran yang kecil baik dari
kertas maupun foam atau bahan lain yang mudah didapat. Ukuran dan
bentuknya dibuat bermacam-macam sehingga pada nantinya bisa disusun ke
dalam banyak variasi. Pada tahap ini maket atau miniatur benar-benar
mengacu pada perlengkapan panggung yang sesunguhnya. Jadi tidak
diperkenankan membuat maket langsung sesuai gambar rancangan. Proses
atau tahapan kerjanya persis seperti yang telah disebutkan di atas,
hanya saja perlengkapan panggungnya dibuat dalam bentuk mini.
Praktek
kerja pembuatan miniatur meskipun tidak seperti kerja nyatanya namun
memberikan kemudahan dalam mengamati hasil kerja dan evaluasi. Karena
bentuknya yang kecil, maka pengamatannya bisa dari berbagai sudut
pandang dan lebih detail. Jika terjadi kesalahan atau kekurangan cepat
diketahui dan cepat pula dibenahi. Misalnya, letak dinding kurang miring
atau podium terlalu datar bisa segera disesuaikan. Intinya, pelatihan
praktik tata panggung tidak boleh berhenti hanya karena alasan ketiadaan
perlengkapan. Pelatihan praktik tata panggung tidak terlalu menekankan
pada hasil, melainkan pada proses di mana pemahaman mengenai
elemen-elemen artistik itu didapatkan, dimengerti, dan bisa
dikembangkan. Keberlangsungan proses dalam tata panggung akan melahirkan
kreasi-kreasi artistik yang segar dan baru. Sebagai bentuk pengembangan
latihan prakter tata panggung, dibawah ini diberikan contoh gambar
rancangan panggung 1 yang menggunakan podium. Selanjutnya, tata panggung
dikerjakan sesuai dengan gambar rancangan menurut tahapan kerjanya.
Gambar 61. Rancangan panggung 1 tampak depan atas
Gambar
rancangan di atas memperlihatkan bahwa ruang yang disedikan diciptakan
dari susunan podium berbagai ukuran. Komposisi penataan bersifat
asimetris dengan menonjolkan area belakang. Keseimbangan area diciptakan
dari bentuk susunan dan tinggi rendah podium yang ada. Pada tahap ini
perlu dicermati bentuk dan ukuran podium yang dibutuhkan sehingga nanti
dalam
pelaksanaannya bisa sesuai gambar. Sebagai bentuk latihan,
podium bisa diciptakan dalam bentuk miniatur baik dari kertas ataupaun
foam. Untuk lebih memperjelas kebutuhan podium ini diperlukan melihat
gambar rancangan dari berbagai sisi. Di bawah ini adalah gambar
rancangan tata panggung dari sisi kanan dan kiri.
Gambar 62. Rancangan panggung 1 tampak kanan atas
Gambar 63. Rancangan tata panggung 1 tampak kiri atas
Berikutnya,
setelah mamahami atau mengetahui kebutuhan podium diperlukan panduan
tata letaknya. Hal ini bisa dilihat dari floor plan yang telah dibuat.
Gb.64 Floor plan rancangan 1
Panduan
tata letak objek seperti di atas memberikan kemudahan penataan terkait
dengan area panggung yang digunakan dalam rancangan. Pengembangan
latihan kerja tata panggung berikutnya dapat dilakukan dengan memberikan
gambar rancangan tata panggung yang menggunakan kombinasi perlengkapan
seperti misalnya tangga, podium, dan dinding. Komposisi perlengkapan
dapat dibuat simetris ataupun asimetris, namun perlu diperhatikan
tingkat kesulitan penataan yang nanti akan dilakukan. Semakin kompleks
objek tata panggung ditata semakin sulit proses penataannya. Di bawah
ini adalah contoh gambar rancangan tata panggung yang dapat dijadikan
bahan latihan dan digambarkan secara lengkap mulai tampak atas, kanan
atas, kiri atas, dan floor plan.
Gambar 65. Rancangan panggung 2 tampak depan atas
Gambar 66. Rancangan panggung 2 tampak kanan atas
Gambar 67. Rancangan panggung 2 tampak kiri atas
Gambar 68. Floor plan rancangan panggung 2
Perhatikan
dengan baik, keseluruhan gambar rancangan panggung 2 di atas.
Berikutnya lakukankan kerja penataan sesuai dengan tahapan kerjanya.
0 komentar:
Post a Comment