-->

Teori Evolusi


Charles Darwin bukanlah orang yang pertama kali mengemukakan teori evolusi. Sebelumnya telah ada tokoh-tokoh yang pernah mengemukakan teori evolusi. Cermatilah.

1. Teori Skala Alami dan Teologi Alam
Teori Skala Alami dan Teologi Alam yang dikemukakan oleh Plato (427 – 347 SM) dan Aristoteles (384 - 322 SM). Plato percaya adanya dua dunia, yaitu dunia yang ideal dan abadi, serta dunia maya (khayal) yang tidak sempurna. Kedua dunia tersebut dapat dipahami dengan menggunakan alat indera manusia. Menurutnya, evolusi akan mengubah dunia yang organismenya sudah ideal dan teradaptasi sempurna dengan lingkungannya. Sebaliknya, Aristoteles menganut Teori Skala Alami yang membahas bahwa semua bentuk kehidupan disusun menurut suatu skala yang kompleksitasnya meningkat Tahun 1700-an, perkembangan ilmu Biologi di Eropa dan Amerika didominasi oleh Teori Teologi Alam. Teologi alam merupakan suatu filosofi yang bertujuan untuk menemukan rencana Tuhan dengan mempelajari alam. Ahli-ahli teologi melihat adaptasi organisme sebagai bukti bahwa Tuhan telah mendesain tiap-tiap spesies dengan suatu tujuan tertentu. Carolus Linnaeus (1707 - 1778), seorang ahli fisika dan botani dari Swedia yang melakukan pencarian tingkat keanekaragaman kehidupan. Linnaeus merupakan penemu taksonomi. Taksonomi merupakan cabang biologi yang mempelajari penamaan dan pengklasifikasian berbagai organisme. Linnaeus mengadopsi suatu sistem untuk mengelompokkan spesies-spesies  ke dalam suatu tingkatan kategori tertentu yang berjenjang. Bagi Linnaeus, pengelompokan spesies yang sama secara bersama-sama menunjukkan tidak adanya hubungan evolusi.

2. Penemuan Teori Evolusi Darwin
Charles Robert Darwin (1809-1882) yang dikenal sebagai Bapak Teori Evolusi lahir di daerah Inggris bagian barat. Teori Evolusi Darwin tidak muncul begitu saja, namun berdasarkan hasil perjalanannya dengan kapal Beagle ke kepulauan Galapagos dan studi terhadap berbagai disiplin ilmu.

a. Pelayaran Darwin ke Kepulauan Galapagos
Saat  berlayar dari Inggris menggunakan kapal HMS Beagle, Darwin berusia 22 tahun (bulan Desember 1831). Tujuan utama pelayaran tersebut adalah untuk memetakan pesisir pantai Amerika Selatan yang masih belum jelas. Pada saat awak kapal sibuk memetakan pesisir pantai, Darwin turun ke pantai, mengamati, dan mengoleksi ratusan spesimen fauna dan flora Amerika Selatan yang beraneka ragam dan endemik. Selain itu, saat kapal mengelilingi benua Amerika, Darwin mengamati berbagai adaptasi tumbuhan dan hewan yang menempati hutan Brazil, bentangan padang rumput di Argentina, daratan terpencil Tierra del Fuego dekat Argentina dan pegunungan Andes.
Setelah mencatat flora dan fauna di berbagai wilayah Amerika Selatan, Darwin menyimpulkan bahwa flora dan fauna di Amerika Selatan mempunyai karakteristik khusus yang sangat berbeda dengan flora dan fauna di Eropa. Darwin juga mengatakan bahwa flora dan fauna di daerah beriklim sedang mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan spesies yang hidup di wilayah tropis benua tersebut, dibandingkan spesies di daerah beriklim sedang di Eropa. Fauna yang paling membingungkan Darwin ditemukan di Kepulauan Galapagos, yaitu kepulauan yang berada di sebelah barat pesisir Amerika Selatan. Pada umumnya, spesies fauna di Galapagos tidak ditemukan hidup di tempat lain, meskipun ada kesamaan dengan hewan di Amerika Selatan. Setelah mengadakan pengamatan, diantaranya Darwin menemukan 14 jenis burung finch di Galapagos. Meskipun jenisjenis tersebut agak mirip, namun terlihat sebagai spesies yang berbeda, yang menunjukkan hubungan dengan burung Finch yang ada di Amerika Selatan.
Perbedaan utama burung finch, yaitu pada bentuk dan ukuran paruhnya yang merupakan adaptasi terhadap makanan tertentu. Kelompok pertama burung Finch yang hidup di tanah (Geospiza magnirostris) mempunyai paruh yang besar yang teradaptasi untuk memecahkan biji, kelompok kedua finch (Camarhynchus pallidus) yang menggunakan suatu duri kaktus atau ranting kecil sebagai alat untuk mengorek semut atau serangga lainnya, dan kelompok ketiga adalah kelompok kecil finch (Camarhynchus parvulus) yang menggunakan paruhnya untuk menangkap serangga.

b. Teori Evolusi Darwin
Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya secara lengkap dalam buku yang berjudul On The Origin of Species by Means of Natural Selection (Asal mula spesies yang terjadi melalui seleksi alam) yang diterbitkan pada 24 November 1859. Dalam buku ini dikemukakan dua teori pokok, yaitu:
1) Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa silam.
2) Evolusi terjadi melalui seleksi alam. Dua teori utama Darwin merupakan hasil pengamatan Darwin sebagai berikut: Pengamatan ke-1, setiap spesies mempunyai potensial fertilisasi yang besar sehingga ukuran populasinya akan meningkat secara eksponensial bila setiap individu yang dilahirkan berhasil melakukan percobaan. Pengamatan ke-2, ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali fluktuasi musiman. Pengamatan ke-3, sumber daya alam terbatas. Pengamatan ke-4, individu-individu populasi sangat bervariasi dalam hal ciri-ciri tubuh, namun tidak ada dua individu yang benar-benar sama. Pengamatan ke-5, kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya. Setelah Darwin menyelesaikan perjalanannya dan kembali ke Inggris, ia banyak mempelajari geologi, terutama tentang fosil. Buku yang berpengaruh besar terhadap Darwin adalah Principles of Geology (Prinsip-Prinsip Geologi) karangan Charles Lyell. Setelah mempelajari buku tersebut, Darwin berkesimpulan bahwa:
1) deretan fosil yang terdapat di batuan muda berbeda dengan fosil pada batuan yang lebih tua.
2) perbedaan itu disebabkan adanya perubahan secara perlahan-lahan. Darwin juga mempelajari buku mengenai hubungan ekonomi dan penduduk dunia di antaranya buku karangan Thomas R. Malthus (1766-1834) yang berjudul An Essay on The Principle of Population, dimana Malthus berpendapat bahwa kenaikan jumlah penduduk cenderung lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Oleh karena itu, timbul masalah bagi manusia dalam menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan.

3. Perbandingan Teori Evolusi Lamarck, Weismann, dan Darwin
a. Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Darwin
Teori Evolusi Lamarck berisi dua gagasan utama, yaitu:
1. Gagasan use and disuse (digunakan dan tidak digunakan) bagian tubuh yang digunakan secara intensif untuk menghadapi suatu lingkungan tertentu akan menjadi besar dan kuat. Sementara itu, bagian tubuh yang jarang digunakan akan mengalami kemunduran.
2. Sifat atau ciri-ciri dari lingkungan dapat diwariskan kepada keturunannya. Contoh teori ini adalah evolusi pada jerapah berleher panjang. Menurut Lamarck, nenek moyang jerapah sebenarnya berleher pendek. Jerapah yang berleher pendek menjulurkan lehernya untuk mencapai makanannya pada daun-daun cabang pohon yang tinggi. Oleh karena itu, leher jerapah menjadi panjang. Sifat leher jerapah yang panjang tersebut akan diwariskan pada keturunannya. Dengan demikian, semua jerapah berleher panjang. Sebaliknya, menurut Darwin, evolusi terjadi melalui seleksi alam dengan adanya adaptasi makhluk hidup. Darwin berpendapat bahwa nenek moyang jerapah terdiri atas jerapah yang berleher panjang dan jerapah berleher pendek. Karena makanan jerapah adalah daun-daunan di pohon yang tinggi, maka hanya jerapah berleher panjang yang dapat menjangkaunya. Jerapah berleher pendek tidak dapat menjangkau daun-daun di pohon yang tinggi tersebut sehingga kekurangan makanan dan akhirnya mati.

b. Teori Darwin Vs Teori Weismann
Sebenarnya, Weismann tidak menentang pandangan Darwin, tetapi lebih menjelaskan pandangan Darwin mengenai seleksi alam. Weismann berpendapat bahwa perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada keturunannya. Evolusi menyangkut bagaimana pewarisan gengen melalui sel-sel kelamin, artinya evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika. Sifat leher panjang atau pendek jerapah dikendalikan oleh gen. Gen untuk leher panjang bersifat dominan. Sedangkan, gen untuk leher pendek adalah resesif. Karena jerapah berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan, maka jerapah ini akan punah.

c. Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Weismann
Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup beradaptasi terhadap lingkungannya melalui perubahan pada organ tubuhnya. Kemudian, sifat atau fungsi organ tersebut diwariskan kepada keturunannya. Menurut Lamarck, nenek moyang menjangan tidak bertanduk. Namun, dikarenakan sering mengadu kepala, maka tanduk tumbuh di kepala menjangan. Teori Lamarck ditentang oleh Weismann. Weismann berpendapat bahwa perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya. Weismann membuktikan teorinya dengan mengawinkan dua ekor tikus yang masing-masing ekornya telah dipotong. Kemudian, anak-anak yang sudah dewasa dipotong ekornya dan dikawinkan dengan sesamanya. Hasilnya tetap anak-anak tikus yang berekor. Percobaan ini dilakukan hingga 21 generasi tikus dan hasilnya tetap sama.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment