-->

Pengawetan bambu/ pencegahan hama dan jamur

Bambu harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua; dalam hal akhir berbintik putih pada pangkalnya berserat padat dengan permukaan yang menkilat. Ditempat ruas tidak boleh pecah  Bambu biasanya kurang tahan lama karena mengandung banyak kanji yang disukai olaeh rayap. Secara tradisional bambu batang sebelum digunakan direndam selama satu bulan di dalam air payau, atau air laut yang tenang atau mengalir sehingga kanji tersebut dicuci atau dihilangkan  Perendaman bambu sebaiknya dilakukan setealh bambu dikeringkan dalam keadaan brdiri di tempat yang teduh, baru kemudian direndam seluruhnya.  Bambu yang telah direndam dalam air harus berwarna pucat / tidak kuning, hijau, atau hitam) dan bebau asam yang khas, sedangkan bila dibelah bagian dalam dari ruas tidak boleh terdapat bulu dalam, seperti terdapat dalam bambu yang belum direndam,  Bambu juga memiliki kekurangan kekuranga :

Daya dukunnya kecil, mudahdibelah, terbakar, peka rethadap rayap dan bubuk, rongga rongga merupakan tempat hunian tikus yang baik sekali Akan tetapi jika kekurangan ini dapat diatasi, maka bambu adalah bahan bangunan utama bagi pembuatan rumah murah atau desa Selai pengawetan secara tradisional dapt juga digunakan dengan menggunakan cara pengawetan bambu dengan diberi obat kimia. Perlu diketahui bahwa pengawetan dengan cara merendam didalam air itu sebetulnya hanya menghilangkan zat-zat makanan bagi para perusa ( cendawan, rayap, bubuk danlainya )
Penhgawetan bambu dengan cara diberi obat kimia dibagi menjadi 2 cara :

1. Bambu setelah di tebang ( masih basah) daunnya jangan dihilangkan sebua, untuk memberikan tanda nanti di dalam proseskemudian bambu dmasukan kedalam bakatau tong aspal bekas, yang sudah diberi larutan bahan pengawet/ solar , bambu tersebut diletakan dalam posisi berdiri. Dlam 1-3 hari atau lebih, dan bambu itu kelihatan hijau seperti semula ( Sebelum diawetkan ). Tetapi lama kelamaan daun bambu akan berubah warna menjadi kekuningan seperti warna bahan pengawet. Setelah bambu berwarna demikian , maka proses ini dianggap selesai, artinya obat oengawet sudah masuk kedalam bambu, maka kemudian bambu dapat diangkat dari larutan bahan pengawet dan seterusnya  setelah kering dapat digunakan untuk bahan bangunan ( Kasau, reng, Usuk dan sebagainya) pengawetan bambu dapat dilakukan dengan pengulasan maupun dengan penyemprotan

2. Cara kedua bambu setelah ditebang masih dalam keadaan basah, daunnya dihilankan semua kemudian bambu itu digantungkan berjungkir dengan pangkal diatas dan ujung dibawah ( terbalik) lihat setelah itu bambu dituangi bahan pengawet tipe 1 ( dituangkan kedalambambu yang ruasnya selumnya sudah dihilangkan seblah) Pada proses ini semua air yang menetes dari ujung bambu adalah air dari mabu itu sendiri ( Air tidak berwarna) lama kelamaan air dari bambu itu akan berubah warna yaitu keuningan seperti bahan pengawet  Bilamana air yang kelluar dari ujung bambu itu sudah berwarna demikian, maka berarti proses pengawetan telah selesai, bambu dapat diambil  dan dapat diletakan berdiri seperti biasa, (pangkalnya dibagian bawah).  Pengawetan bambu dengan cara tergantung terjungkir dengan pangkalnya di atas dan ujungnuya di bawah, sehingga bahan pengawet dituangi dai bagian pangkalnya yang di atas kebagiaan ujungnya dibawah. 



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment