-->

Proses Perkecambahan



Pertumbuhan dan perkembangan telah dimulai sejak biji terkena air. Setelah terjadi proses imbibisi (masuknya air ke dalam biji), embrio di dalam biji melakukan perbanyakan sel. Pada tahapan tertentu, sel mengalami proses diferensiasi. Pada tahapan ini, sel-sel mengalami proses penambahan jenis dan fungsi sel menjadi jelas. Tahap berikutnya adalah proses pembentukan organ-organ yang disebut organogenesis. Dengan organogenesis ini, struktur dan fungsi menjadi semakin lengkap. Proses ini disebut perkembangan atau morfogenesis. Proses perkecambahan diawali dengan berubahnya struktur embrio biji menjadi tumbuhan kecil di dalam biji yaitu terlihat daun kecil, calon batang, dan calon akar. Dua faktor yang memengaruhi perkecambahan yaitu faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari luar atau lingkungan). Faktor internal meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, absorbansi (daya serap biji terhadap air), dan ada tidaknya zat penghambat. Faktor eksternal meliputi suhu, O2, dan air. Mengapa setelah biji terinduksi oleh air, embrio biji memiliki kemampuan untuk tumbuh? Setelah biji menyerap air (imbibisi), biji membesar sehingga kulit biji pecah. Secara umum, proses perkecambahan terjadi secara kimiawi. Dengan masuknya air ke dalam biji, enzim akan bekerja dengan aktif. Jika embrio terkena air, embrio menjadi aktif dan melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini memacu aleuron untuk membuat (mensintesis) dan mengeluarkan enzim. Enzim yang dikeluarkan antara lain: enzim D amilase, maltase, dan enzim pemecah protein. Perhatikan Gambar 1.3.
Amilase merubah amilum (pati) menjadi maltosa. Maltosa dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa. Metabolisme glukosa menghasilkan energi dan atau senyawa-senyawa untuk menyusun struktur tubuh tumbuhan. Pembentukan energi ini membutuhkan oksigen (O2). Oleh sebab itu, proses perkecambahan membutuhkan oksigen. Protein yang ada dipecah menjadi asam amino yang berfungsi menyusun struktur sel dan enzim-enzim baru. Enzim-enzim di dalam biji dapat bekerja dengan baik pada suhu tertentu, sedangkan suhu yang tinggi dapat merusak enzim. Cahaya pada proses perkecambahan dapat memengaruhi hormon auksin. Hormon ini rusak atau terurai jika terkena intensitas cahaya yang tinggi. Dengan demikian, pertumbuhan kecambah akan ke arah datangnya cahaya. Ada dua tipe perkecambahan berdasarkan letak kotiledonnya pada saat berkecambah: 

1) Perkecambahan hipogeal Pada perkecambahan ini, bakal batang tumbuh memanjang ke permukaan tanah, kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), dan jagung (Zea mays). Perhatikan Gambar 1.4(b).

2) Perkecambahan epigeal Pada perkecambahan ini hipokotil tumbuh menembus permukaan tanah sehingga kotiledon terangkat ke permukaan tanah. Contoh: perkecambahan pada kacang hijau (Phaseolus sp.), kacang tanah (Arachis hypogaea) dan kapas (Gossypium sp). Perhatikan Gambar 1.4 (a).



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment