-->

Menyunting Karangan


Sebuah teks (buku, bacaan, atau laporan) kadang-kadang pemakaian bahasanya belum tentu benar semua. Semua itu disebabkan penulis, editor, bahkan orang yang mengetik teks tersebut hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Ada pun yang dimaksud kesalahan di sini adalah penyimpangan dari kaidah bahasa. Kesalahan bahasa biasanya terjadi di segi penggunaan ejaan, tanda baca, pilihan kata (diksi), kalimat yang tidak efektif, dan paragraf yang kurang padu. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat diketahui dalam kegiatan menyunting atau memperbaiki teks. Sebagai seorang pelajar, kalian perlu berlatih menyunting suatu teks (misal: laporan peristiwa). Oleh karena itu, pada pelajaran ini kalian akan dilatih untuk menyunting sebuah laporan peristiwa. Perhatikanlah laporan peristiwa kegiatan kemanusiaan yang belum benar cara penulisannya berikut!


Menyunting tulisan dapat diartikan memperbaiki tulisan. Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian. Kegiatan menyunting itu sangat penting bagi penulis karena penulislah yang tahu betul seluk beluk tulisannya. Namun, menyunting juga dapat dilakukan oleh orang lain. Ada tiga tahapan dalam menyunting, yaitu menyunting isi, organisasi, dan bahasa. Akan tetapi, dalam Materi ini, kalian hanya akan dilatih menyunting sebuah laporan dari segi bahasa yang mencakup ejaan, tanda baca, pilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan keterpaduan paragraf.

1. Ejaan
a. Penulisan Huruf Secara umum, dalam Kamus Besar Bahssa Indonesia digunakan ejaan bahasa Indonesia yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Ejaan tersebut misalnya penulisan huruf kapital. Berikut ini contoh penggunaan huruf kapital yang tepat.

b. Tanda Baca Penulisan tanda baca, misalnya pada penulisan:
1) tanda titik (.)
2) tanda garis hubung satu (-)
3) tanda koma (,)
4) tanda kurung (( ... ))
5) tanda petik (" ... ")

Berikut ini contoh penggunaan tanda baca dalam sebuah paragraf. Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis. "Alhamdulillah, kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga," ungkap Sumiran, kepala Dusun Ngompro, kepada Kundari Pri Susanti dari Radar Madiun (grup Jawa Pos). Bantuan susu akan diserahkan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita.

Keterangan: 
2. Pilihan Kata (Diksi)
Pilihan kata misalnya pemilihan kata-kata baku. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya ragam bahasa baku dan ragam bahasa nonbaku (ragam dialek dan percakapan sehari-hari). Ragam bahasa nonbaku artinya penggunaan kata-kata tidak baku dalam kalimat. Kata yang bergaris bawah berikut ini merupakan contoh penggunaan kata yang tidak baku dalam sebuah paragraf.


Keterangan: Kata temen-temen dalam paragraf di atas adalah contoh kata yang tidak baku. Kata baku dari temen-temen adalah teman-teman.

3. Penggunaan Kalimat yang Efektif
Kalimat yang bagaimanakah yang disebut kalimat efektif? Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Ada pun yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang mempunyai kaidah sebagai berikut.
a. Memerhatikan Bentuk Gramatikal Contoh: Kami semua menghadiri rapat di balai desa. Kata kami telah menunjukkan jamak (berarti jamak), sehingga tidak perlu ditambah kata semua. Jadi kalimat yang efektif adalah: - Kami menghadiri rapat di balai desa.
b. Tidak Menggunakan Kata secara Berlebihan dan Bertumpang Tindih Contoh: - Pada saat banjir yang telah lalu, mereka juga menerima bantuan sembako. Penggunaan kata pada saat dan telah lalu pada kalimat di atas terlalu berlebihan karena kedua kata tersebut artinya sama. Jadi seharusnya digunakan salah satu saja agar efektif, misal: - Saat banjir yang lalu, mereka juga menerima bantuan sembako.
c. Tidak Menggunakan Kata Depan yang Berlebihan Contoh: - Selain daripada itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis. Kata depan daripada tidak perlu dipakai karena dengan penggunaannya itu subjek kalimat menjadi tidak jelas. Jadi penulisannya menjadi: - Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis.

4. Penyusunan Paragraf
a. Kepaduan Paragraf Suatu paragraf disebut padu jika kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut padu (kohesif) dan paragraf-paragraf dalam bacaan tersebut juga padu (koheren). Berikut ini contoh paragraf yang kohesif dan kata-kata yang bercetak tebal merupakan penanda kohesinya. Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. "Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras," kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro.

Sementara itu, kaum ibu rumah tangga kehilangan alat memasak mereka. Warga Ngompro kebanyakan memang memasak menggunakan tungku dari tanah liat dan berbahan bakar kayu. Saat banjir, tungku mereka pun ikut hancur lebur, kayu-kayu masih basah dan tak bisa dipakai lagi. Ada pula yang nekat menjadikan meja mereka dialasi seng, lalu dijadikan tungku.
Keterangan: Penanda kohesi: sementara itu..

b. Kesatuan Paragraf Setiap paragraf dalam bacaan adalah sebuah kesatuan yang membicarakan salah satu aspek dari tema seluruh bacaan. Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus berhubungan satu sama lain, sehingga merupakan kesatuan untuk menyampaikan suatu maksud, untuk mengulas sesuatu hal yang menjadi pembicaran dalam paragraf itu. Jadi, dalam sebuah paragraf harus ada ide pokok yang mempersatukan semua kalimat dalam paragraf itu. Ide pokok suatu paragraf itu dapat ditampilkan di awal, di tengah, atau di akhir paragraf. Contoh: Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. "Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras," kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro.
Kalimat yang dicetak tebal pada paragraf di atas merupakan ide pokok dari paragraf tersebut.

  • Tugas
Baca dan cermatilah kembali teks laporan peristiwa "Korban Banjir Gembira Dapat Dandang", kemudian kerjakanlah tugas-tugas berikut!
1. Carilah paragraf-paragraf yang belum padu (belum ada penanda kohesinya) dalam teks laporan tersebut. Selanjutnya berilah penanda kohesi dalam paragraf tersebut, supaya menjadi paragraf yang mempunyai penanda kohesi dan padu!
2. Suntinglah teks laporan peristiwa kegiatan kemanusiaan tersebut dengan memerhatikan aspek ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragrafnya!
3. Jika teks laporan telah selesai kalian sunting, tulislah kembali teks laporan tersebut berdasarkan hasil suntingan kalian tersebut!
4. Kumpulkan teks laporan hasil suntingan kalian tersebut kepada guru kalian!



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment