Gambar ruang metode sketsa
Sketsa adalah gambar sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Menggambar ruang dengan metode sketsa adalah menggambar ruang secara sekilas, berupa
garis besar dan merupakan gambar yang belum jadi. Gambar sketsa ini merupakan gambar pengingat-ingat, karena secara umum sketsa dikenal sebagai bagan atau rencana gambar secara utuh. Gambar sketsa merupakan hasil dari kilasan pikiran dan tidak banyak ornament yang mewarnai namun memiliki daya yang kuat dan menarik perhatian. Gambar sketsa merupakan sarana komunikasi awal bahan perancangan atau desain. Teknik menggambar sketsa adalah menarik garis dengan tangan bebas tanpa bantuan mistar, dengan demikian kualitas garis harus menjadi perhatian sesuai dengan karakter dan jenis gambar yang akan disajikan. Unsur utama gambar sketsa adalah garis, karena kesederhanaan dalam pengaplikasiannya. Garis dibuat menggunakan media pensil maupun tinta dengan memperhatikan tebal dan tipisnya garis yang dihasilkan. Pada gambar sketsa, semua garis harus dimulai dan diakhiri dengan tegas dan harus mempunyai kaitan logis dengan garis lain. Bila dua garis membentuk sudut atau perpotongan, kedua ujung garis harus bertemu dan tidak boleh kurang atau lebih. Tujuan utama membuat gambar sketsa adalah untuk menghasilkan bentuk dasar objek dengan posisi yang benar. Dalam menggambar sketsa yang perlu mendapat perhatian adalah pengamatan terhadap bentuk utama yang mewakili objek keseluruhan, posisi objek, kemiringan garis utama objek secara proporsional. Penempatan objek pada media gambar dengan memperhatikan batas paling atas, bawah, kanan, dan kiri sehingga gambar tidak melebihi bidang gambar. Hal ini juga untuk menentukan batas dan mengatur komposisi gambar supaya terlihat seimbang di media gambar. Pembuatan gambar sketsa perlu mengikuti urutan sebagai berikut:
1) Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis vertikal, garis horizontal, atau garis lengkung secara tipis. Setelah itu membuat garis sekunder dari objek gambar, misalnya membuat kerangka kotak atau kubus secara tipis.
2) Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan garis sesuai dengan karakter jenis garis yang diinginkan.
3) Menggambar ruang dengan arah pandang isometris (arah pandang pada posisi miring), sehingga objek gambar yang terlihat hanya beberapa bidang, yaitu bidang atas, bidang depan dan bidang samping atau disebut pandangan depan, pandangan atas, dan pandangan samping. Prinsip dasar menggambar sketsa proyeksi isometris adalah sebagai berikut:
a) Semua garis vertikal tetap kelihatan vertikal dan semua garis horisontal tetap kelihatan horisontal. b) Semua garis yang sejajar sumbu X, Y dan Z dapat digambarkan berdasarkan skala atau proporsi tertentu.
c) Ketiga permukaan yang tampak harus mendapat perhatian yang sama.
d) Proyeksi miring tampak sebuah bidang vertikal tetap sejajar dengan permukaan bidang gambar dan terlihat seperti keadaan sebenarnya.
e) Semua garis yang miring ke bawah membentuk sudut 300 terhadap horisontal atau cakrawala.
f) Semua garis digambar sesuai dengan ukuran sebenarnya atau pada skala yang sama.
g) Sisi yang tidak tampak, digambar dengan garis putus-putus, sedang sisi yang tampak digambar dengan garis utuh. Ketebalan garis utuh dua kali ketebalan garis putus-putus, atau bisa juga digambar dengan garis tipis dengan ketebalan seperempat garis utuh. Menggambar ruang dengan metode sketsa masih mengaplikasikan metode perspektif tetapi tidak menggunakan alat bantu gambar. Jadi gambar metode sketsa lebih ekspresif, meskipun tingkat akurasi tidak terukur dengan benar. Di bawah ini ada beberapa contoh gambar sketsa ruang.
0 komentar:
Post a Comment