-->

Contoh Peta Proses Kelompok Kerja.


Agar apa yang telah diuraikan diatas menjadi lebih jelas, kiranya
pemberian contoh tentang bagaimana suatu Peta Proses Kelompok Kerja
digunakan dalam dunia praktek akan lebih membantu para pembaca.
Proses belajar akan bisa dicapai dengan lebih cepat apabila sejak awal
kita sudah mengerti apa yang menjadi persoalannya. Untuk ini, kami akan
mencoba memberikan contoh dari Peta Proses Kelompok Kerja untuk
pemasangan batu-bata. Contoh ini diambil karena pekerjaan ini banyak
dijumpai di mana-mana, dengan harapan para pembaca sudah mengenal
bagaimana pekerja bekerja untuk memasang batu-bata, baik untuk
membuat rumah atau membuat pagar tembok.

Kiranya semua sudah mengenal bahwa untuk memasang batu-bata ini
biasanya dikerjakan oleh sekelompok orang yang satu dengan yang
lainnya saling membantu. Atau dapat dikatakan bahwa pekerjaan antara
mereka saling bergantung satu dengan lainnya. Si tukang (pekerja yang
memasang batu-bata), hanya akan bisa kekerja apabila didekatnya sudah
tersedia adukan dan batu-bata yang sudah siap dipasang.

lni berarti bahwa untuk lancarnya pekerjaan, si tukang perlu dibantu oleh
beberapa pekerja lainnya.

Dalam contoh ini akan dikernukakan kerja sarna antara tukang tembok.
Gambar 2.9 mengemukakan kerjasama antara dua orang pekerja, satu
orang sebagai tukang dan satu orang lagi sebagai pembantu. Gambar
2.10, mengemukakan cara kerja yang lebih baik dibandingkan cara kerja
pertama tadi.

Misalkan, menurut hasil pengamatan, diperoleh data-data sebagai berikut:
- Kecepatan memasang bata seorang tukang; 5 buah/menit.
- Jumlah bata yang diangkutoleh seorang pernbantu tiapsiklus kerja
25 buah, danjumlah adukan (campuran antara air, semen, kapur
dan pasir) yang diangkut tiap siklus kerja cukup untuk memasang
25 bata tersebut.
- Data-data lain bagi seorang pernbantu:
Waktu untuk mengaduk dan mempersiapkan untuk di bawa :
2.0menit
Waktu untuk membawa adukan ketempat penernbokan ..: 0,6 menit
Waktu untuk menempatkan adukan : 0,5 menit
Waktu untuk kembali ketempat adukan (dari ternpat penembokan) :
0,5 menit
Waktu untuk menyaring pasir : 1,0 meRit
Waktu untuk mencampur bahan adukan : 1tO menit
Waktu untuk menuju ketempat bata (dari tern pat penernbokan) :
0,5 rnenit
Waktu untuk mempersiapkan batu bata : 0,5 menit
Waktu untuk rnembawa batu bata keternpat penembokan : 0,6
menit
Waktu untuk rnempersiapkan/rne,nyusunb atu bata : 1,0 menit
Waktu untuk menuju sumur (dari ternpat penernbokan) : 0,5 rnenit
Waktu untuk menimba air dan rnernpersiapkan untuk dibawa : 1,0
menit
Waktu untuk menuju tempat adukan (dari sumur) : 0,6 menit
Waktu untuk menempatkan pasir : 0,2 menit
Waktu untuk kembali ketempat bata (dari tempat adukan) : 0,5
menit
Waktu untuk menuju sumur (dari tempat adukan) : 0,5 menit

Untuk mempermudah persoalan, dalam contoh ini dimisalkan tempat
penembokan, tempat mengaduk, tempat bata dan sumur terpisah satu
sarna lain dengan jarak masing-masing 5 meter.

Gambar 2.9 menunjukkan kerjasama antara seorang tukang dengan
seorang pembantu. Terlihat bahwa waktu efektif si tukang hanya 50 %
dari waktu total satu siklus (10 menit), atau hanya 50 % dari kemauannya.
Sebaliknya pembantu, menderita beban kerja yang berlebihan
dibandingkan si tukang tersebut.

Keadaan ini tidak boleh dibiarkan berlangsung terus, maka dengan
menambah seorang pembantu lagi diperoleh gambar 2.10 yang
merupakan cara kerja yang diusulkan setelah perbaikan.

Gambar 2.10 menunjukkan kerja sarna antara tiga orang pekerja
penemboksn yang terdiri dari satu orang dan dua orang pembantu. Si
tukang bertugas memasang batu-bata, pembantu pertama bertugas
menyiapkan adukan sedangkan pembantu kedua bertugas menyiapkan
batu-bata dari melayani pembantu pertama untuk mencukupi kebutuhan
air guna pengadukan.

Semua informasi yang diuraikan diatas dapat dilihat dengan cepat dan
jelas melalui Peta Proses Kelompok Kerja Pada gambar 2.10 di depan.

Gambar 2.10 di atas merupakan peta yang diusulkan. Merupakan suatu
contoh koordanasi kerja yang cukup baik antara ketiga orang pekerja.
Setelah ditambah seorang pembantu lagi ternyata waktu efektif di tukang
bisa mencapai 89,3 %, pembantu pertama 100 % dan pembantu kedua
87,5 %, kelihalannya lebih seimbang dibandingkan keadaan pertama.
Keuntungan lain dengan menambah pembantu ialah makin pendeknya
waktu siklus, yang tadanya (sekarang) sepanjang 10 menit, maka karena
perbaikan menjadi 5,6 menit. Ini berarti ada peningkatan kecepatan
pengerjaan, sehingga diharapkan waktu penyelesaian total akan lebih
cepat.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment