-->

Pengadaan Bibit

Cara pengadaan ternak ruminasia baiki itu sapi, kerbau, ternak dan kambing merupakan unit kompetensi yang harus dikuasai bagi seseorang yang bergerak dalam usaha bidang peternakan khususnya ternak ruminansia perah.  Untuk pengadaan  bibit (bakalan) sapi, kerbau, ternak dan kambing diperlukan  beberapa kompetensi seperti  pembelian ternak, seleksi (pemilihan bibit (bakalan) ternak,  pengangkutan ternak, dan penanganan penerimaan bibit ( bakalan)  yang baru tiba.  
Demi berhasilnya didalam kegiatan pengadaan bibit (bakalan) ternak ada beberapa  hal  yang harus dilakukan diantaranya yaitu ;

1) Survay pasar Survay pasar dimana  tempat untuk pengadaan  bibit ( bakalan) ternak, ini perlu dilakukan dengan tujuan  untuk memperoleh bibit (bakalan) ternak yang mempunyai sifat-sifat yang unggul  untuk  diperah.   Dengan melakukan kegiatan survay pasar atau tempat dimana  untuk mendapatkan bibit (bakalan) ternak tersebut, ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari kegiatan survey  pasar  diantaranya  sebagai berikut :
 Dapat mengetahui jenis-jenis atau tipe ternak yang  biasa  ada dipasar   tersebut
 Dapat mengetahui kisaran harga ternak dari masing-masing jenis/ tipe, ukuran berat badan, umur dll .
 Dapat mengetahui siapa saja penjual, pembeli dan calo  yang ada dan yang mempunyai pengaruh di pasar tersebut.
 Dapat mengetahui dimana tempat untuk mencari surat keterangan kesehatan ternak, surat jalan kendaraan  dan  administrasi lainnya.
 Dengan mengetaui lokasi pasar dan kita dapat merencanakan bagaimana pengangkutan ternak akan dilakukan  dll.

2) Penempatan SDM (seseorang ) Penempatan Sumber Daya Manusia (SDM)  atau seseorang dipasar perlu dilakukan, seandainya kita tidak sanggup untuk menjalankan tugas  tersebut. Adapun caranya bisa dengan jalan menunjuk  atau minta bantuan seseorang dipasar, bisa pedagang/penjual ternak, petani peternak yang berpengalaman dalam bidang (pembelian dan pemasaran ternak). Dalam hal ini kita memang harus betul–betul memilih dan mempercayakan pada seseorang yang memang bisa dipercaya dari segala hal,  terutama sekali dari segi kejujurannya.
Untuk memperlancar dari kegiatan tersebut, biasanya seseorang yang telah kita tunjuk  atau seseorang  yang kita mintai tolong akan meminta imbalan. Sedangkan imbalan bisa kita bayar misalnya per hari  ataupun per ekor ternak yang dibeli, berapa rupiahnya berdasarkan kesepakatan bersama.  Kalau kegiatan seperti ini bisa berjalan lancar dan sesuai dengan harapan kedua belah pihak, maka proses pengadaan ternak tersebut bisa lewat telpon dan langsung dikirim sesuai dengan permintaan.

3) Seleksi Ternak Kegiatan pengandaan bibit ( bakalan)  ternak  tidak lepas dari kegiatan pemilihan atau seleksi  bibit (bakalan) ternak.  Pengadaan  bibit ( bakalan) ternak  merupakan langkah awal di dalam usaha bidang peternakan khususnya dalam Agribisnis ternak ruminansia perah. Keberhasilan dalam Agribisnis ruminansia perah atau  usaha pemerahan ternak,  dapat dilihat dari pertambahan bobot badan harian. Pertambahan bobot badan harian tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : faktor genetik dan faktor lingkungan. Agar pada saat pengadaan atau pembelian bibit (bakalan) ternak untuk diperah mendapatkan hasil yang maksimal, maka kita harus mengerti dan memahami tentang kelebihan dan kekurangan  dari masingmasing  jenis dan tipe ternak.   
Seperti apa yang telah dijelaskan di bagian atas, bahwa ciri –ciri bibit ( bakalan ) yang  sapi perah yang  adalah : tubuh dalam  dan besar, berbentuk balok atau segi empat, laju pertumbuhannya cepat, cepat mencapai dewasa, kualitas susunya maksimum dan mudah dipasarkan dan efisiensi pakannya tinggi atau sebagian  besar dari  makanan  diubah  menjadi susu dan lemak dan lain - lain.  Sedangkan  ciri – ciri   calon  bakalan ternak dan kambing yang baik adalah : sehat tidak penyakitan, lincah dan aktif bergerak, mata bersih dan bersinar, nafsu makan tinggi, bulu halus dan bersih, kaki kelihatan kokoh dan kuat, tidak cacat tubuh dan badan bulat,  sebagian  besar dari  makanan  diubah  menjadi susu dan lemak  dan lian-lain.
Pada prinsipnya ciri tipe ternak perah yang baik adalah ternak yang mampu membentuk dan menimbun susu yang banyak, tebal pada tubuhnya  dan cepat menjadi besar. Namun selain jenis dan bangsa  tersebut diatas dalam memilih ternak yang akan diperah harus memperhatikan kriteria: : keseragaman ternak, jenis kelamin, kesehatan dan jumlah ternak yang diperah.

4) Transaksi  Pembayaran Ternak yang sudah kita seleksi atau kita pilih, kemudian kita keluarkan dari kelompoknya. Sambil kita lihat kembali bagaimana jalannya, apakah ada kelainan atau tidak. Kalau tidak ada kelainan berarti kita teruskan dengan jalan tawar menawar dengan pemiliknya, sampai  akhirnya terjadi kesepakatan kedua belah pihak yaitu antara pembeli dan penjual. Transaksi  pembelian ternak dapat dilakukan dengan cara :
 Yang pertama ternak ditimbang berapa berat badannya, kemudian dikalikan harga susu hidup. 
 Yang kedua yaitu dengan  cara per ekor ternak tidak melihat berapa berat  badanya, hanya melihat penampilan luar saja kemudian ternak tersebut ditawar dan dibeli. Adapun transaksi  pembayaran setelah terjadi kesepakatan harga, maka dapat dilakukan secara tunai ditempat ataupun secara kredit, transfer setelah ternak diterima dilokasi. Semuanya tergantung dari kesepakatan dari kedua belah pihak. Dan yang paling penting adalah kejujuran dan kepercayaan dari kedua belah pihak

5) Penimbangan ternak Kegiatan penimbangan ternak dilakukan setelah ternak dipilih atau diseleksi kemudian ditimbang dengan timbangan digital. Pada saat melakukan penimbangan  ternak digiring atau  dituntut  secara pelan dan hati-hati, dengan harapan agar ternak tenang  dan tidak stres.  

6) Pengangkutan Pengangkutan ternak adalah  kegiatan  mengangkut atau memindahkan ternak dari suatu tempat ke tempat lain dengan bantuan sarana alat angkut. Kegiatan mengangkut atau memindahkan ternak sesungguhnya merupakan hal yang biasa terjadi pada perusahaan peternakan. Ternak diangkut atau dipindahkan ke tempat lain dengan berbagai alasan, termasuk karena alasan pembelian dan pemasaran atau penjualan. 
Bagi perusahaan peternakan khususnya ternak ruminansia  yang berskala besar,  tentu saja sering mengangkut atau memindahkan ternak dalam jumlah banyak, kegiatan pemindahan ternak umumnya dilakukan dengan bantuan kendaraan darat,  kereta,  kapal laut atau lewat udara.
Seiring dengan meningkatnya populasi dan komersialisasi pada produksi ternak saat ini, pengangkutan ternak akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Untuk negara berkembang, kendaraan bermotor yang umum digunakan sebagai pengangkut ternak biasanya berupa kendaraan sejenis truk terbuka atau pick up. Pada saat pengangkutan ternak perlu dilakukan penanganan yang serius, dimulai saat memuat, mengangkut sampai menurunkan dari kendaraan. Apabila pada saat mengangkut ternak tidak dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka dapat menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.  Pengangkutan ternak yang dapat menyebabkan ternak tidak nyaman, stress dan luka dapat menurunkan produktivitas ternak. Bagi ternak yang akan disembelih, pengangkutan yang tidak benar dapat menurunkan kualitas susu yang dihasilkan. Oleh karena itu, kegiatan pengangkutan ternak ini merupakan kegiatan harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab.

7) Penyediaan  alat transportasi Dalam proses pengangkutan ternak dapat menggunakan sarana angkut berupa truk dan pick up. Transportasi berupa sarana angkut truk dan pick up ini dapat disediakan oleh :
 Pembeli Kalau sarana transportasi disediakan oleh pembeli sediri, berarti keuntungan  transportasi  otomatis  akan masuk ke kas pembeli ternak tersebut. Sehingga perputaran uang akan  berada di pembeli. Dengan menyediakan alat transportasi sendiri, pembeli akan lebih mengetahui kondisi atau kemampuan alat transportasi tersebut, sehingga reksiko rusak atau mogok  dijalan adalah kecil.
 Penjual Seandainya transportasi disediakan oleh penjual berarti itu merupakan servis, sehingga harga ternak  mungkin lebih murah atau mungkin alat transportasinya yang dimurahkan. Kesemuanya itu tergantung kesepakatan antara pembeli dan penjual. Bila pengangkuatan disediakan oleh penjual berarti, penjual akan lebih banyak mendapatkan keuntungan, karena ada  2 lini usaha yang dilakukan. Yaitu menjual  ternak dan menyediakan jasa transportasi.
 Pihak ketiga (perusahaan pengangkutan) Alat transportasi untuk mengangkut ternak selain disediakan oleh pembeli sendiri, penjual dapat juga dengan jalan menyewa kepada pengusaha pengangkutan. Bila menyewa alat pengangkutan dari pengusaha  pengangkutan biasanya  biaya akan lebih mahal.

8) Persyaratan alat transportasi Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengangkutan ternak salah satunya adalah kelayakan alat transportasi. Kelayakan alat transportasi ini penting, karena menyangkut lancar  dan tidaknya proses pengangkutan ternak tersebut. Jangan sampai dalam proses pengangkutan ternak, mobilnya mogok di jalan sampai berjam-jam lamaya, sehingga
dapat menyebabkan ternak yang di angkut mengalami  stres yang berkepanjangan  yang akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kendaraan apa pun yang digunakan sebagai pengangkut ternak, baik truk, mobil pickup ,gerbong kereta atau kapal laut, pada dasarnya harus memenuhi kesamaan dalam kriteria sebagai kendaraan pengangkut ternak. Kendaraan tersebut harus memiliki bentuk yang cukup kuat untuk memuat berat ternak dan mampu menjaga ternak dari lepas atau terlempar keluar kendaraan, serta mampu melindungi ternak dari berbagai kondisi cuaca. 
Selain itu, perkakas kendaraan seperti pintu masuk dan sebagainya, seharusnya didesain dengan bentuk yang mudah dan cepat untuk digunakan serta tidak mengakibatkan bahaya bagi ternak. 
a) Ventilasi Sirkulasi udara dalam kendaraan pengangkut diperlukan untuk:
 Menyediakan oksigen yang cukup bagi ternak
 Mengusir gas dan bau amoniak dari urine dan kotoran ternak
 Mengontrol temperatur dan kelembaban udara sekitar

Ventilasi kendaraan yang memadai akan mampu menjaga persediaan udara bersih bagi ternak, terutama bagi ternak yang ditempatkan di bawah dek dalam kapal laut. Oleh karena itu, kendaraan pengangkut ternak seharusnya memiliki ventilasi yang memadai. Sebaliknya, kendaraan dengan kondisi tertutup atau ventilasi yang buruk tidak
digunakan sebagai pengangkut ternak karena dapat menyebabkan ternak menderita stress yang luar biasa, bahkan mati lemas, terutama jika cuaca dalam keadaan panas. 

b) Lantai Lantai kendaraan atau gerbong seharusnya didesain untuk mampu menjaga bedding (alas ternak) tetap bersih dan kering dari kotoran dan urine ternak. Oleh karena itu, jerami atau serbuk gergaji adalah material yang umum digunakan untuk mengalasi lantai kendaraan ini. Alasan lain penggunaan jerami adalah menghindarkan lantai bersifat licin yang dapat menyebabkan ternak terjatuh.

c) Luas lantai dan kapasitas muat Ternak membutuhkan luas lantai yang memadai, sehingga selama pengangkutan ternak dapat berdiri dengan nyaman, tanpa berdesak-desakan. Pemuatan ternak tidak sesuai kapasitas dapat menyebabkan ternak terluka, memar atau bahkan mati akibat terinjak-injak oleh ternak lain. Besarnya tingkat kapasitas pemuatan ini dipengaruhi oleh berbagai hal seperti ukuran dan kondisi ternak, bertanduk atau tidak bertanduk dan jarak tempuh perjalanan serta kondisi cuaca.  Sebagai contoh pada saat cuaca panas, lembab dan perjalanan lebih dari 24 jam menunjukkan perlunya penambahan luas lantai per ekor ternak.
Jika lantai kendaraan terlalu luas, dinding penyekat dapat digunakan untuk menghindarkan ternak dari terombangambing atau terlempar kesana kemari.

d) Sisi kendaraan Sisi-sisi kendaraan, terutama pada kendaraan truk seharusnya cukup tinggi untuk menjaga ternak agar tidak terlempar ke luar atau terluka karenanya. Sisi bagian dalam setinggi bagian paha dapat dilapisi dengan sesuatu, seperti ban bekas untuk mengurangi memar. Selain itu, celah sisi dijaga agar tidak memungkinkan ternak untuk menjulurkan kaki ke luar yang dapat mengakibatkan patah kaki. Pintu masuk juga jangan terlalu sempit, karena pintu masuk yang
sempit merupakan sebagian besar penyebab memar pada paha ternak.
Sisi kendaraan dan permukaan lainnya yang dapat bersentuhan dengan ternak, juga perlu dijaga dan diperiksa agar tidak bersifat tajam yang dapat melukai ternak. Paku yang menonjol keluar permukaan, misalnya merupakan hal yang harus dihindarkan Agar supaya kendaraan atau alat transportasi  dapat dipergunakan secara  optimal tanpa adanya gangguan  atau kerusakan  pada saat dipergunakan, maka sarana angkut tersebut perlu dicek  sebelum digunakan, misalnya kondisi mesin, oli mesin, bahan bakar, air pendingin (radiator), kondisi ban, tekanan ban batasan beban maksimum dan lain-lain.
Selain dari persyaratan teknis tersebut di atas, demi keamanan dalam proses pengangkutan ternak perlu adanya kesepakatan atau perjanjian antara pemilik ternak dengan pemilik jasa pengangkutan. Perjanjian tersebut  untuk  mengantisipasi apabila  ada hal -  hal yang terjadi pada saat pengangkutan ternak yang dapat menyebabkan kerugian  misalnya :
 Terjadi kecelakaan  yang mengakibatkan truk rusak, itu menjadi tanggung \jawab siapa ?.
 Terjadi kecelakanan yang menyebabkan ternak mati diperjalanan, itu tanggung jawab siapa ?
 Terjadinya  kematian ternak disaat pengangkutan, itu tanggung jawab siapa ? dll.

e) Dokumentasi dalam perjalan Surat Kesehatan ternak Surat keterangan kesehatan ternak, bagi ternak yang akan diangkut perlu disiapkan. Hal ini bertujuan untuk memperlancar diperjalanan, seandainya di jalan ada pemeriksaan polisi.  Surat kesehatan ternak, berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat dibuat oleh dokter hewan di Dinas Peternakan setempat. Setelah ternak-ternak yang akan diangkut  tersebut dinyatakan sehat oleh dokter hewan dari Dinas Peternakan, kemudian ternak diangkut dalam alat transportasi berupa truk atau mobil pick up.  Pada saat pengangkutan ternak jangan lupa kapasitas alat angkutnya perlu diperhatikan. Jangan mengangkut ternak  melebihi kapasitas daya tampung alat angkutnya. Bila hal tersebut terjadi reksiko bahayanya besar, baik itu menimpa ternaknya maupun alat angkutnya 
Di saat proses pengangkutan ternak  dari satu kota kekota lain perlu adanya surat jalan.  Surat jalan tersebut biasanya menjelaskan berapa jumlah ternak yang diangkut, identitas ternak, dari mana asal ternak dan tujuannya kemana (nama dan alamat yang dituju), nama dan alamat pengirim, jenis dan nomer kendaraan yang digunakan untuk mengangkut dan lainnya. Surat jalan tersebut dapat diperoleh dari kepolisian dimana ternak tersebut berasal. Disamping itu perlu  juga dilampirkan faktur/kwitansi pembelian dan pemasaran dan administrasi pendukung lainnya yang dipandang perlu.

f) Dokumen Lain 
 Surat jalan Dokumen lain disini dapat berupa Katu Tanda Penduduk (KTP), surat ijin mengemudi ( SIM), atau dokumen lain.  Untuk memuat dan melakukan pemindahan ternak ke negara lain (misal tujuan ekspor), dokumen harus dilengkapi dengan dokumen lain yang dipersyaratkan oleh negara yang akan dituju. 
 Jadwal  pemberangkatan  Jadwal pemberangkatan kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut ternak perlu diinformasikan kepada pihak yang akan menerima. Hal ini bertujuan agar pihak penerima ternak dapat menyiapkan  hal-hal yang diperlukan bagi ternak tersebut. Adapun persiapan dalam rangka menyambut kedatangan  ternak  meliputi : membersihkan kandang dan perlengkapannya, membersihkan lingkungan kandang dan sekitarnya, menyiapkan minum, menyiapkan pakan,  menyiapkan vitamin, obat-obatan dan lain sebagainya. Penyampaian informasi keberangkatan kendaraan pengangkut ternak  penting dilakukan agar pihak perusahaan atau penerima ternak memiliki kepastian kapan datangnya ternak tersebut. Adapun informasi yang disampaikan biasanya meliputi: jadual pemberangkatan ternak, jarak tempuh perjalanan, jadual kedatangan ternak, Identitas dan jumlah ternak.
Saat ini, penyampaian informasi dapat dilakukan dengan mudah. Telepon, faksimili atau e-mail merupakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk penyampaian informasi

g) Menaikan ternak ke dalam alat angkut Setelah alat transportasi tersedia, alat transportasi sudah di cek  kelayakannya, dokumentasi yang diperlukan dalam perjalan terpenuhi,  serta jadwal keberangkatan telah ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menaikkan ternak ke dalam alat angkut / alat transportasi tersebut. Pada saat menaikkan ternak ke dalam alat transportasi, harus dilakukan dengan hati-hati dan jangan sampai membuat ternak menjadi stres. 
Untuk memudahkan pada saat menaikkan ternak kedalam alat angkut , maka perlu adanya loading ramp (lorong yang melandai). Loading ramp biasanya dibuat didekat kandang dan  dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan pemuatan ternak dengan cepat dan aman. 
Berikut beberapa kriteria loading ramp untuk memuat ternak ke dalam kendaraan truk, yang dipertimbangkan akan aman digunakan :
 Memiliki kemiringan tidak lebih dari 300. Apabila memungkinkan diusahakan agar ramp ini berbentuk lebih landai.
 Memiliki area datar pada bagian yang berbatasan dengan truk, sehingga memungkinkan ternak untuk berdiri tegak sebelum masuk ke dalam truk.  
 Memiliki jarak atau celah dengan kendaraan tidak lebih dari 3 cm,
 Memiliki desain permukaan anti slip (tidak licin), jika perlu ditaburi pasir atau litter. 

h) Pelaksanaan  pengangkutan  ternak  Mengangkut ternak itu tidak mudah karena termasuk barang hidup, tidak seperti mengangkut  benda mati, yang lebih mudah dilakukan. Pada saat mengangkut  ternak harus hatihati tidak boleh mengebut, apalagi jalannya dalam keadaan jelek dan berkelok-kelok. Jalan yang jelek dan berkelokkelok, dapat menyebabkan ternak menjadi stres.  Apabila ternak stres disaat pengangkutan dapat menyebabkan penurunan berat badan, bahkan kadang-kadang disaat mengangkut ternak tidak hati-hati dapat menyebabkan kematian ternak.
Pada saat mengangkut ternak pada umumnya selain sopir, ada seorang pengawal yang mempunyai kompetensi menangani  (handling) ternak. Hal  ini bertujuan apabila diperjalanan ada suatu  masalah yang berhubungan dengan
ternak dapat ditangani dengan  cepat.  Kejadian tersebut misalnya ternak terjatuh atau roboh di kendaraan saat diangkut.  Apabila ada kejadian ternak terjatuh atau roboh harus segera dibangunkan atau diberdirikan agar terhindar dari injakan ternak yang lain.

J) Pengontrolan  ternak  pada  saat pengangkutan   Demi keamanan dan keselamatan pada saat mengangkut  ternak, perlu dilakukan pengontrolan. Pengontrolan pada saat pengangkutan ternak dapat dilakukan dengan cara menghentikan kendaraan sementara di tepi jalan kemudian melihat kondisi ternak di dalam alat angkut tersebut. Atau bisa juga kendaraan masih sedang berjalan pelan-pelan pengawal ternak melihat dari pintu kendaraan, apabila ada ternak yang terjatuh atau ternak terlilit tali tambang harus segera  ditangani agar supaya ternak selamat  sampai tujuan.
Pengontrolan ternak pada saat pengangkutan sangat perlu dilakukan, untuk melihat kondisi ternak tersebut, apakah  nampak  kelelahan  atau mungkin ternak nampak kehausan. Kalau waktu tempuh pengangkutan ternak terlalu  lama dan jarak tempuh terlalu jauh,  alangkah baiknya ternak di istirahatkan terlebih dahulu dengan menginap di suatu daerah  atau lokasi khusus untuk peristirahatan ternak (hotel ternak). Di tempat  tersebut pengawal ternak bisa mengontrol  dan menangani  ternak  dengan memberi  minum atau pakan yang cukup baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Disamping itu apabila ada ternak yang kelihatan capai/lelah/lesu atau kurang sehat dapat diberi vitamin, obat- obatan, jamu-jamuan. 
Sambil mendinginkan mesin kendaraan, mengontrol kendaraan, menunggu ternak  makan dan minum dan istirahat, pengemudi dan pengawal ternak juga dapat beristirahat sambil minum kopi agar tidak mengantuk dalam perjalanan.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment