-->

Penerimaan Bibit ( Bakalan) Ternak Ruminansia

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti: ternak kehausan, kelaparan, bahkan mungkin resiko kematian setelah proses pengangkutan, maka  pihak penerima ternak perlu menyiapkan kandang dan perlengkapan, pakan, air minum, vitamin,  obat-obatan, kandang karantina (kalau dimungkinkan) dan lain sebagainya.

1) Menyiapkan kandang dan perlengkapan Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam usaha peternakan khususnya dalam agribisnis ternak ruminansia pedaging adalah  kandang yang disediakan.  Ada beberapa tipe kandang yang dapat dipergunakan untuk  proses penggemukan ternak ruminansia pedaging  adalah kandang individu dan  kandang koloni. 
Sebelum ternak datang dari proses pengangkutan, sebaiknya jauh  hari  sebelumnya kandang dan perlengkapan perlu dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan. Kandang disiapkan sesuai dengan jumlah ternak yang akan diterima.  Kegiatan persiapan kandang perlengkapan meliputi: membersihkan kandang  dan lingkungan  sekitar , membersihkan tempat pakan, membersihkan tempat minum, menyiapkan tali tambang dan sebagainya.  Membersihkan kandang  dan perlengkapan serta lingkungan sekitar dapat dilakukan dengan cara mencuci atau menyemprot dengan desinfektan. Kegiatan tersebut sering disebut dengan istilah sanitasi kandang dan lingkungan.

2) Menyiapkan pakan dan air minum
Adapun pakan yang perlu disiapkan dapat berupa pakan hijauan atau konsentrat. Pakan yang dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan ternak dan jumlah ternak yang akan diterima.  Sedangkan air minum untuk ternak gunakan air  yang bersih, bukan dari air sungai .Yang perlu diingat bahwa pemberian air minum pada ternak yang baru datang tidak boleh berlebihan , berilah air sedikit demi sedikit sambil diberi pakan.

3) Menurunkan ternak dari alat angkut
Penurunan ternak dari alat angkut atau alat transportasi, biasanya dilakukan langsung setelah ternak tiba di tempat tujuan. Ternak diturunkan dari kendaraan atau alat angkut menggunakan alat yang sama  seperti  yang digunakan pada saat  menaikkan ternak. 
Tempat menurunkan  ternak ini harus cukup kuat dan aman untuk dilewati ternak. Penurunan dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan luka bagi ternak.  Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menurunkan ternak dari kendaraan angkut atau alat angkut:
 Kegiatan penurunan biasanya dilakukan lima belas menit setelah truk  atau alat angkut berhenti. Membiarkan ternak menunggu untuk diturunkan melebihi batas waktu satu jam adalah hal yang harus dihindari. 
 Ternak harus sesegera mungkin diberi air, dan pakan jika memungkinkan. Berikan ternak waktu untuk istirahat dengan cukup agar dapat memulihkan kondisi tubuhnya setelah menempuh perjalanan.  Periksa kesehatan seluruh ternak harus dengan cermat. Untuk ternak yang menempuh perjalanan panjang (36 jam atau lebih), status kesehatannya harus terus dimonitor selama empat atau lima hari berikutnya. (Tentu saja hal ini tidak berlaku bagi ternak yang akan segera atau sebentar lagi akan disembelih). 

4) Menghitung jumlah ternak 
Ternak yang baru datang dari proses pengangkutan harus di hitung jumlahnya, apakah sudah sesuai dengan dokumen perjalanannya. Berapa jumlah  ternak dikirim kondisinya seperti , apakah ada yang sakit  apa tidak , apa jenis kelamin, berapa bobot badannya per ekornya dan lain  sebagainya. Jangan sampai ternak yang baru datang tidak dihitung jumlahnya,  sehingga ada kekurangan jumlah.  Kalau hal ini terjadi akan menyebabkan kerugian yang tidak  sedikit jumlah, apalagi pengirimnya udah pulang.  Untuk itu perlu ditekankan kepada bagian penerimaan  ternak harus benar-benar, hati – hati, dan teliti.

5) Menempatkan ternak   berdasarkan jenis  dan bobot badannya
Untuk mempermudah dalam manajemen pengelolaannya maka, ternak  yang  baru datang segera dipisahkan sesuai  jenis ternaknya dan bobot  badannya. Kemudian baru dimasukkan ke dalam kandang   untuk   pemeliharaan selanjutnya. Di setiap kandang di isi ternak sesuai dengan kapasitas atau daya tampungnya. 

6) Melakukan Karantina 
Ternak yang baru datang dan diturunkan dari alat angkut atau alat transportasi sebaiknya, ternak dipisahkan dengan ternak yang sudah ada. Tempat untuk memisahkan ternak  yang baru datang dengan ternak yang lama dengan menggunakan kandang karantina. Letak  kandang karantina sebaiknya terpisah dan jauh terisolasi  dengan kandang untuk pemeliharaan. 
Adapun tujuannya adalah untuk memonitor adanya  suatu kelainan  yang tidak tampak pada saat pengadaan atau seleksi atau ternak  yang sakit  akibat proses pengangkutan. Didalam kandang karantina ternak yang sakit tersebut diobati  dan diperlakukan secara khusus baik dari segi pemberian pakan maupun cara pengobatannya.  Disamping itu di kandang karantina, ternak akan mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Kandang karantina dapat juga dipergunakan untuk mencegah agar penyakit tidak menular dari ternak sakit ke ternak yang sehat.

Adapun persyaratan lokasi kandang karantina  berdasarkan keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomer: 349/Kpts/Pd.670.210/L/12/2006, tanggal  15  Desember 2006 tentang:   Pedoman pesyaratan teknis instalasi karantina hewan ruminansia besar.
Lokasi  untuk : 
- Jarak  dari pelabuhan ke Instalasi Karantina Hewan maksimal 100 km atau maksimal 3 jam perjalanan atau dengan pertimbangan analisa resiko oleh tim yang ditunjuk oleh Badan Karantina Pertanian  dinyatakan aman, memenuhi persyaratan tidak menularkan penyakit dan memenuhi prinsip kesejahteraan hewan sebagai dasar persetujuan dan penetapan. 
- Jarak dari lalu lintas umum minimal 100 meter
- Jarak lokasi dengan pemeliharaan hewan sejenis minimal 500 meter
- Jarak instalasi dengan pemukiman penduduk 500 m
- Lokasi harus dilengkapi dengan pagar keliling yang rapat dengan bahan yang kuat setinggi minimal 2 meter



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment