-->

Menilai Ternak Ruminansia Pedaging Berdasarkan Gigi, Kesehatan Dan Pedigree

Agar agribisnis ternak ruminansia pedaging berhasil secara optimal, maka pada saat pemilihan dan pengadaan bibit  ternak  tersebut perlu diperhatikan. Adapun faktorfaktor yang perlu diperhatikan pada saat pengadaan bibit  ternak untuk digemukkan  diantaranya : umur, jenis /bangsa, jenis kelamin, kesehatan , berat badan  dan berdasarkan harga di pasar. 

1) Umur Keadaan umur sapi pedaging/potong yang akan dipilih untuk digemukkan akan mempengaruhi  harga pada saat pembeliannya dan juga akan berpengaruh terhadap waktu atau lamanya proses penggemukkan yang akan dilakukan. Sapi pedet yang akan dipelihara untuk tujuan penggemukan ataupun untuk ternak bibit ( bakalan) perlu diseleksi terlebih dahulu. Dengan tujuan agar supaya ternak  tersebut benar-benar memberikan keuntungan sesuai dengan harapan. Pembelian pedet atau ternak muda  sebagai bibit (bakalan)  pada umumnya dilakukan oleh peternak  disaat umur 7 - 9 bulan  atau kurang dari 1 tahun. Sedangkan pembelian ternak sapi dewasa  yang akan dipergunakan untuk bibit (bakalan)  untuk digemukkan  berumur kurang lebih 1,5 tahun sampai 3 tahun. Tergantung dari kondisi keuangan yang dimiliki peternak tersebut. 
Untuk menentukan umur ternak sapi pedaging/potong dapat dilihat dari susunan giginya. Penentuan umur sapi dengan susunan gigi ini, agak  relatif  lebih akurat. Namun harus mempunyai keberanian, ketrampilan  dan perlu latihan secara berkala. Menaksir  umur sapi  bakalan dapat  dengan cara mengamati dan menghitung pertumbuhan gigi rahang bawah, pergantian gigi dan keausan gigi.  Selama proses kehidupannya  sapi mengalami pertumbuhan  gigi  dalam  tiga tahapan.  Tahapan yang pertama adalah pertumbuhan gigi susu,  tahapan kedua adalah  pergantian gigi susu dengan gigi tetap.  Sedangkan tahapan ketiga  adalah  keausan  gigi.  Berikut ini adalah susunan gigi  dan  perkiraan umur ternak  sapi.

Perkiraan umur ternak sapi
1. Mempunyai gigi susu lengkap pada rahang  bawah  Umur 1,5 tahun
2. Mempunyai  sepasang gigi tetap pada rahang bawah ( gigi susu telah tanggal) Umur 2 tahun
3. Mempunyai   dua pasang gigi tetap Umur sekitar 3 tahun
4. Mempunyai tiga pasang gigi tetap Umur sekitar 3,5 tahun
5. Mempunyai  empat  pasang gigi tetap Umur sekitar 4 tahun
6. Mempunyai  empat  pasang gigi tetap dalam kondisi 25 % aus  Umur sekitar 6 tahun
7. Mempunyai  empat  pasang gigi tetap dalam kondisi 50 % aus  Umur sekitar 7,5 tahun
8. Mempunyai  empat  pasang gigi tetap dalam kondisi  75 % aus  Umur sekitar 8 tahun

Sedang  untuk ternak ruminansia kecil seperti domba umur berapa  domba  yang baik untuk digemukkan, untuk menjawab  hal tersebut maka perlu dilihat dari tujuannya. Kalau tujuannya untuk dijual pada saat lebaran haji maka bibit (bakalan) domba tersebut harus sudah berumur di atas satu tahun.  Atau bibit (bakalan) tersebut sudah tanggal giginya atau lepas giginya (poel).  Disamping  itu
bisa juga dillihat dari lama  proses penggemukkannya. Berapa lama proses penggemukkan yang akan dilakukkan  apakah 45 hari,  2-3 bulan ,  4-6 bulan atau bahkan  di atas  6 bulan. Dengan melihat lama proses penggemukkan  yang akan dilakukan maka umur bibit (bakalan) domba yang akan dibeli juga  akan berbeda.  Untuk melihat umur  domba sama dengan sapi dapat dilihat dari susunan pertumbuhan giginya.
Menurut pertumbuhannya gigi domba dapat dikelompokan menjadi 3 fase yaitu :
(a) Fase gigi susu ,dari lahir sampai gigi itu berganti dengan gigi baru
(b) Fase pergantian gigi,  dari awal pergantian sampai selesa
(c) Fase keausan gigi atau pecah , gigi tak berganti lagi, akan tetapi sedikit demi sedikit  gigi menjadi aus/usang atau pecah.  Berikut adalah tabel perkiraan umur ternak domba/kambing.

Perkiraan umur  domba
1. Mempunyai gigi susu lengkap pada rahang  bawah Umur kurang  dari 1tahun
2. Mempunyai  sepasang gigi tetap pada rahang bawah ( gigi susu telah tanggal)  Umur 1 tahun
3. Mempunyai   dua pasang gigi tetap pada rahang bawah  Umur sekitar 2 tahun
4. Mempunyai tiga pasang gigi tetap pada rahang  bawah Umur sekitar 3  tahun
5. Mempunyai  empat  pasang gigi tetap pada rahang bawah Umur sekitar 4 tahun
6. Gigi sudah banyak yang aus, ompong/tanggal Umur sudah tua di atas  4/5 tahun

Untuk kambing  sama dengan domba untuk melihat umur dapat dilihat dari susunan giginya. Anak kambing  biasanya lahir dengan gigi seri  susu lengkap atau 8  buah gigi. Penggantian gigi seri susu dengan gigi seri tetap dapat dipergunakan  sebagai pedoman untuk menentukan umur atau usia kambing tersebut. Penaksiran umur dengan melihat susunan gigi tidaklah mudah perlu latihan tersendiri agar lebih terampil.  Berikut tabel pedoman penentuan atau perkiraan umur kambing dengan melihat susunan giginya.

Perkiraan umur  kambing
1.  Sepasang  gigi seri dalam berganti   Umur 1 -1,5 tahun
2.  sepasang gigi seri  tengah dalam berganti  Umur 1 ,5 -  2 tahun
3.  sepasang gigi seri  tengah luar  bergnti Umur  2,5 -  3  tahun
4.  Sepasang gigi seri luar  berganti Umur  3  -  4  tahun

2) Jenis/ bangsa Ternak Pada dasarnya setiap jenis atau bangsa ternak sapi akan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Agar diperoleh hasil yang baik diperlukan bangsa atau jenis ternak sapi tertentu yang laju pertumbuhan dan mutu dagingnya bagus. Seorang peternak yang berhasil pada umumnya bisa memilih bangsa-bangsa ternak sapi yang mempunyai adaptasi terhadap lingkungannya baik dan jenis /bangsa-bangsa ternak sapi yang telah populer dikalangan peternak atau masyarakat. Selain  hal tersebut diatas, agar diperoleh calon bibit (bakalan) yang baik untuk digemukkan , maka peternak perlu mengetahui kriteria dasar sebagai pedoman untuk memilih ternak  sapi, misalnya keadaan genetis ternak, bentuk luar dan kesehatan ternak
Seperti apa yang telah di jelaskan di bagian atas, bahwa ada bebera jenis  sapi potong yang dapat dikembangkan  diantaranya:  sapi Brahman, Ongole, Sumba Ongole (SO), Hereford, Shorthorn, Brangus,  Aberden Angus, Santa Gartudis, Droughtmaster,  Australian Commercial Cross, Australian Commercial Cross (ACC), Sahiwal Cross, Limousin, Simental dan Peranakan Ongole (PO).
Sedangkan jenis atau bangsa domba atau kambing yang akan dipilih untuk bibit (bakalan) digemukkan, sebaiknya pilihlah yang saju jenis atau satu bangsa.  Dengan saju jenis atau satu bangsa, maka dalam proses pengelolaannya akan lebih mudah.  Karena  kebutuhan pakan, lingkungan kandang,  ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan adaptasi dengan lingkungannya relatif sama.  Jenis domba lokal  merupakan domba yang sudah beradaptasi dengan lingkungan setempat. Jika bibit (bakalan)  domba terpaksa didatangkan dari suatu lokasi yang kondisinya berbeda dengan lokasi untuk penggemukan maka perlu  waktu untuk adaptasi sekitar 2 – 3 minggu,  sehingga menambah anggaran  biaya  untuk pakan atau pemeliharaan selama  adaptasi  tersebut.  Begitu juga untuk ternak kambing sebaiknya pilihlah kambing yang berkembang  disekitar lokasi setempat. 

3) Jenis  Kelamin
Jenis kelamin sapi yang akan dibeli peternak tergantung dari tujuannya, apakah sapi tersebut dengan tujuan untuk dibesarkan /digemApabila  tujuan  dari pembelian sapi adalah  untuk program  penggemukan,  maka sapi yang dibeli alangkah baiknya sapi jantan, karena sapi jantan mempunyai kelebihan dari pada sapi betina yaitu pertumbuhan dan pertambahan berat badan lebih cepat.   Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa sapi yang akan digemukkan  juga ada yang betina. Seandainya ada sapi yang betina untuk  digemukkan pilihlah sapi yang tidak produktif lagi ( seperti sapi yang tua dan sapi betina mandul/majir). Sapi betina yang tidak produktif atau sudah tua pada umumnya harganya lebih murah, walaupun untuk pertumbuhan dan pertambahan berat badan agak lambat. 
Sama  dengan ternak sapi  bahwa  jenis kelamin,  ternak yang akan digemukkan sebaiknya dipilih yang jantan baik itu  kerbau, domba dan kambing, Karena kerbau, domba dan kambing yang berkelamin jantan pertumbuhannya lebih cepat dari pada yang betina.

4) Kesehatan ternak
Faktor kesehatan ternak dapat juga mempengaruhi saat pemilihan bibit ( bakalan) sapi. Apabila sapi dalam keadaan sakit, alangkah baiknya tidak usah dipilih atau dibeli.  Sapi sakit pada umumnya akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut : nafsu makannya berkurang, bulu kelihatan tidak normal (bulu beridiri atau rontok), moncong atau cungur  nampak kering , sapi kelihatan lemah dan lesu, sapi bila didekati tidak memberi respon, mata sayu dll.
Adapun  tanda-tanda sapi yang sehat antara laian : keadaan kulit  lemas, dapat dilipat namun mudah  kembali ke bentuk semula.  Bulu yang terdapat pada permukaan kulit tanpak licin dan mengkilat, ujung hidung bersih, sedikit basah, lidah dapat bergerak dengan bebas, peka terhadap lingkungan (berdiri apabila  ada orang yang mendekat), nafasnya nampak teratur, mata nampak cerah  dan lain sebagainya.
Begitu  juga untuk kesehatan ternak domba dan kambing bibit (bakalan)  yang akan dibeli juga harus diperhatikan. Jangan membeli  bibit (bakalan) domba dan kambing  yang sedang sakit. Usahakan bibit (bakalan)  domba dan kambing yang akan dibeli dalam keadaan sehat. Domba dan kambing yang sehat akan  menunjukkan gerakan yang lincah, nafsu makan tinggi, mata nampak bersinar, bulu nampak halus  dan  tidak mencret. 

5) Berat badan  dan berdasarkan harga di pasar. 
Harga sapi/domba/kambing/kerbau  pada umumnya  dijual berdasarkan berat badan hidup atau harga perekor dilihat  performanya. Apabila ingin membeli sapi/domba/kambing/kerbau berdasarkan berat  badan alangkah baik peternak harus melakukan survay pasar terlebihdahulu,  sehingga  mengetahui persis berapa harga per kg berat badan hidup sapi/domba/kambing/kerbau dan berapa harga pasaran perekor sapi/domba/kambing/kerbau berdasarkan  ukuran besar atau kecilnya sapi dilihat dari penampilan luarnya.

  • Pedigree (performansi orang tua)
Performansi bakalan dapat dilihat dari performansi induknya, terutama pejantannya. Pada pembibitan profesional biasanya terdapat sisilah prestasi bapaknya. Misal prestasi pertumbuhan, berat maksimum, ketahanan terhadap penyakit dll. Sifat-sifat yang  baik  dari  induknya akan diturunkan kepada sifat anaknya. Hal ini bisa dijadikan salah satu parameter dalam memilih bakalan ternak. 
Sebelum kita memelihara sapi , perlu mengetahui koefisien teknis agar dapat menghitung analsisis usaha ternak. Koefisien teknis ternak yang perlu diperhatian adalah berat dewasa, berat lahir, produksi, bobot sapih dll. 
Silsilah merupakan catatan atau rekording  dari tetua suatu individu. Adapun manfaat dari silsilah tergantung dari seberapa dekat hubungan keluarga antara individu tersebut dengan tetuanya. Kekerabatan ini akan berhubungan dengan persentase kesamaan gen-gen antara dua ternak. Dalam kegiatan seleksi ternak berdasarkan garis keturunan ( silsilah), sebaiknya  tidak terfokus  pada keunggulan tetua saja. Sebab  tidak ada sifat yang  seratus persen diturunkan dari tetuanya. Oleh  karena itu dalam menggunakan data /cacatan atau rekording yang diperoleh dari silsilah sebaiknya menggunakan  data/catatan atau rekaman yang paling dekat dengan individu tersebut.
Sebagai contoh jika performa sapi jantan sangat baik dan  catatan atau rekording dari kedua tetuanya juga sangat baik, maka  kemungkinan besar  bahwa sapi jantan tersebut memiliki mutu genetik baik pula.  Akan tetapi  kemungkinan akan terjadi pula bahwa seekor ternak jantan memiliki mutu genetik yang  unggul, tetapi tidak satupun tetuanya  mempunyai sifat unggul, hal ini merupakan suatu petunjuk bahwa keunggulan ternak pejantan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh heterozigositas.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment