Kriteria bibit ruminansia perah
Cara Pemilihan Bibit Kerbau Seleksi sangat perlu dilakukan, baik untuk tujuan pengembangbiakan kerbau maupun pemeliharaan kerbau sebagai temak kerja, ternak perah dan ternak perah. Seleksi secara umum untuk mengenali potensi bibit kerbau erat hubungannya dengan faktor keturunan atau sifat kebakaan yang diturunkan dari induk kerbau.
Bila pemeliharaan kerbau bertujuan mencari bibit pengembangbiakan, sebaiknya dipilih kerbau yang berusia "gudel" pascasapih. Hal ini san gat perlu, karena kerbau muda mudah dipelihara dan diarahkan sebagai calon kerbau bibit yang baik. Dengan demikian, setelah mencapai kedewasaan kelamin kerbau tersebut sangat potensial sebagai bibit kerbau yang menurunkan anak kerbau yang sehat.
Selain persyaratan di atas, kesehatan kerbau bibit untuk pengembangbiakan senantiasa harus terjaga. Harus diusahakan agar kerbau bibit tidak terserang penyakit berbahaya, misalnya dengan memberi vaksinasi berkala. Pertumbuhan kelamin harus normal, baik kerbau bibit betina maupun betina. Berat tubuh diusahakan tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk. Hal ini bisa dilakukan memberikan makanan yang teratur dan berimbang.
Untuk memperoleh bibit kerbau yang akan dijadikan temak kerja, sebaiknya dibeli bibit kerbau dengan berat sekitar 200 — 250 kg, sudah dilatih sebagai temak kerja, sehat dan tidak cacat.
Kerbau yang akan diperah untuk kemudian dijadikan ternak perah sebaiknya dibeli dalam keadaan kurus tetapi sehat, tidak cacat dan berat tubuhnya sekitar 200 kg.
Jika bibit kerbau akan dijadikan temak perah, sebaiknya dipilih kerbau yang termasuk tipe perah, misalnya kerbau Murrah. Untuk mendapatkan calon kerbau perah yang baik dapat digunakan cara seleksi berikut: pengeluaran air susunya. Kerbau , pada bulan kedua dapat memproduksi susu dalam jumlah besar. Pada masa ini kerbau dalam keadaan produktif puncak. Mulai bulan ketiga dan seterusnya produksi akan menurun. Kerbau tipe perah yang baik adalah kerbau yang penurunan produksi air susunya kurang dan 4% setiap bulan. Dengan pengamatan ini, bisa diketahui potensi produktivitas kerbau perah yang akan dibeli.
Kerbau yang pernah diperah umumnya sudah beranak atau sudah pernah dipelihara sebagai ternak perah. Dalam seleksi ini yang dipelajari dan diamati adalah bagian tubuh yang berhubungan dengan produksi air susu: Ambing kerbau terlihat rata dan besar. Ambing mempunyai puting 4 buah, besarnya seragam dan letaknya sejajar satu dengan yang lain. Pembuluh darah balik (vena) yang berada di bawah perut (dari tali pusar sampai pusat Kerbau yang belum pernah diperah unitinuiyallicolpakan kerbau hasil pembibitan. Dalam seleksi ini yang dipelajari adalah keadaan ambing terlihat besar dan memanjang serta berbelok-belok.
Sumber susu atau jalan masuk vena susu dalam rongga perut terlihat besar.
Secara keseluruhan bentuk ambing kencang, tidak kendor atau menggelantung. Sapi adalah salah satu jenis ternak ruminansia yang cukup dikenal oleh masyarakat luas, baik di desa maupun di kota. Anak kecilpun sudah tau tentang apa itu sapi, apalagi orang tua. Beternak sapi mempunyai beberapa manfaat dan merupakan suatu usaha yang mempunyai prospek yang cukup menjanjikan. Sapi juga merupakan ternak yang paling berperan dalam memenuhi kebutuhan sumber protein hewani. Salah satu manfaat yang secara langsung dapat dirasakan pada kita semua adalah ternak sapi sangat bermanfaat bagi manusia sebagai sumber protein hewani yang paling besar yaitu sebagai penghasil susu. Dengan kata lain dikatakan bahwa kebutuhan susu sapi meningkat sejajar dengan meningkatnya taraf hidup bangsa.
Sumberdaya manusia berkualitas dapat terpenuhi apabila makanan yang dikonsumsi setiap harinya memenuhi gizi. Gizi yang berasal dari hewani dapat berupa, susu, telur dan susu. Kebutuhan akan susu salah satunya dapat dipenuhi dari ternak sapi. Walaupun mudah dalam pemeliharaannya agar ternak sapi dapat berproduksi secara optimal maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : kandang dan perlengkapannya, bibit, pemberian pakan dan minum, penanganan kesehatan dan pemanenan. Pada kesempatan ini pembahasannya hanya ditekankan di pengadaan bibit atau pemilihan bibit saja. Pemilihan bibit sapi tergantung dari tujuannya apakah bibit tersebut dipersiapkan untuk diglaktasikan atau untuk di budidayakan (dalam arti sapi dipelihara untuk menghasilkan keturunan atau anak). Beberapa tahun terakhir ini banyak petani mengusaha sapi untuk menghasilkan anak. Apabila petani/peternak ingin mengusakan/membudidaya ternak sapi untuk menghasilkan keturun, maka harus didukung oleh pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang reproduksi dan pemuliaan ternak, sehingga akan menghasilkan bibit sapi yang mempunyai kualitas yang baik. Sedangkan apabila petani/peternak memilih untuk diperah juga harus mempunyai ketrampilan dalam memilih, apakah sapi tersebut bisa cepat tumbuh besar dan bisa cepat laktasi dan bisa diperah.
Usaha pemerahan pada ternak sapi perah pada dasarnya sudah dirintis sejak dahulu kala, namun ternak yang diperah adalah ternak sapi yang sudah mencapai umur 2,5 tahu beranak pertama Akan tetapi, dewasa ini ternak sapi yang diperah pada umur yang sangat muda, yaitu karena pada umur tersebut ternak sapi sudah memasuki fase pertumbuhan baik pembentukan kerangka maupun jaringan susu. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka petani/peternak perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dalam usaha pemerahan ternak sapi yang meliputi:
Berdasarkan Keturunan (genetis) Dalam pemilihan ternak sapi perah berdasarkan keturunannya ini sebaiknya tidak terlalu menekankan pada keunggulan induk dan pebetina saja karena tidak ada sifat yang 100% diturunkan. Oleh sebab itu dalam menggunakan informasi yang didapat dari silsilah sebaiknya menggunakan informasi yang paling dekat dengan individu tersebut (contohnya tetua langsung). Sebagai contoh jika performa sapi betina sangat baik dan informasi dari kedua tetuanya juga sangat mendukung maka informasi ini akan mendukung suatu kesimpulan bahwa sapi betina tersebut memiliki mutu genetik unggul. Tetapi pada kasus lain dapat juga terjadi bahwa seekor ternak betina memiliki mutu genetik yang baik walaupun tidak satupun tetuanya mempunyai sifat yang unggul.
Namun pada umumnya keturunan sapi yang dihasilkan atau diperoleh dari induk dan betina yang mempunyai sifat unggul akan menghasilkan keturunan sapi yang unggul pula. Walaupun faktor –faktor lainnya juga sangat mempengaruhinya, seperti kualitas pakan yang diberikan dan manajemen pemeliharaan yang dilakukan.
Ciri--ciri sapi perah yang baik berdasarkan keturunan dapat dilihat dari, berapa berat badan pada saat sapi dilahirkan dan berapa berat badan sapi setelah disapih. Disamping kedua hal tersebut masih ada pula ciri lain yang harus diperhatikan adalah keadaan pertumbuhan sapi setelah disapih, apakah pertubuhannya bagus atau jelek.
Berdasarkan Bentuk Luar
Sebelum petani/peternak memilih bibit sapi perah dengan cara melihat dari bentuk luar. Alangkah baiknya petani/peternak harus paham dahulu tentang jenis dan bangsa sapi perah yang baik berdasarkan bentuk luar atau bentuk eksterior. Adapun jenis dan bangsa sapi perah yang baik secara eksterior ( bentuk luar) adalah sebagai berikut: - Tubuh besar - Kaki kuat dan kokoh ( sapi berdiri tegak dengan keempat kakinya) - Mata tampak cerah bersih - Bentuk badan segi empat - Paha sampai pergelangan penuh berisi susu - Kualitas susu maksimum dan mudah dipasarkan - Jaringan lemak dibawah kulit tebal - Kulit lentur, bersih dan bulu halus - Perut tidak buncit - Berat badan sesuai dengan umur ternak - Dll
0 komentar:
Post a Comment