-->

Jenis-jenis pompa


Didalam sistem hidrolis ini, ada beberapa jenis pompa yang sering
digunakan. Perbedaan penggunaan pompa ini tergantung dari konstruksi dan
cara kerja sistem hidrolis tersebut. Beberapa jenis pompa yang sering
digunakan adalah:

  • Hand Operated Hydraulics Pump

Pompa yang diperoleh melalui tenaga tangan dengan maksud emergensi
untuk me-backup pompa utama dan untuk ground check dari system
hydraulics. Dua langkah dari hand pump menghasilkan tekanan dan aliran
cairan setiap langkah dan banyak dipakai pada pesawat terbang. Type ini
terdiri dari silinder yang mempunyai check valve, batang piston, handle yang
mempunyai check valve untuk lubang masuk cairan.
Cara kerja :
Handle ke kanan : Pada saat handle ke kanan maka piston rod juga ke kanan
sehingga inlet check valve terbuka karena kevacuman saat gerakan piston ke
kanan. Hal ini akan membawa cairan menuju ke chamber kiri, pada waktu
yang sama inner check valve tertutup. Pada saat piston bergerak ke kanan
cairan yang ada pada chamber kanan ditekan menuju system.
Gambar 4. Hand Operated Hydroulic Pump


Handle ke kiri : Pada saat handle ke kiri maka piston rod juga ke kiri sehingga
inlet check valve tertutup karena karena tekanan saat gerakan piston ke kiri
untuk menghindari cairan mengalir balik ke reservoir, pada waktu yang sama
cairan mengalir dari saluran masuk (inlet port) ke chamber kanan.
Cairan di dalam system : Aliran selalu ada pada setiap 2 (dua) gerakan
handle ke kiri dan ke kanan akibat perbedaan tekanan antara chamber kiri
dan kanan. Piston rod mempunyai peranan penting saat bergerak ke kiri
untuk menekan cairan pada camber kiri menuju ke system.

  • Power Driven Hydraulics Pump

Power driven pump mendapat tenaga penggeraknya dari luar misalnya,
engine atau yang lainnya. Tenaga mekanik ini dikonversi menjadi tenaga
hydraulic yang menghasilkan tekanan pada system. Empat bagian penting
dari power driven pump adalah gear, vane, diaphragm dan piston. Type
piston dikategorikan 2 yaitu constant delivery dan variable delivery. Antara
pompa dengan penggerak duhubungkan melalui drive coupling.
Pada bagian poros drive coupling (Shear Section) dikecilkan diameternya
agar terbatas kekuatan tegangan gesernya untuk pekerjaan maksimumnya.
Pada saat terjadi problem pada pompa yang yang macet karena kerusakan
valve atau komponen lainnnya maka shear section ini akan patah sehingga
kerusakan pompa dan penggerak lebih lanjut dapat dihindari.
Gambar 5. Drive Coupling



  • Constant Delivery Pump

Constant delivery pump menghasilkan masa cairan tertentu pada setiap
putaran driven coupling tidak tergantung pada tekanan yang dibutuhkan.
Kuantitas masa setiap menit tergantung dari putaran penggeraknya dalam
setiap menit (RPM). Pada system diperlukan tekanan yang konstan sehingga
pada pompa dilengkapi pula pressure regulator. Type constant delivery pump
ada 2 yaitu angular dan cam.

  • Angular Piston Type

Kontruksi Angular Type seperti pada gambar dibawah terdiri dari:
Bagian yang berputar (Coupling shaft, universal link, connecting rod, piston
dan cylinder block).
Bagian yang diam (valve plate, pump case housing)
Dinding silinder ditempatkan parallel dan mengelilingi poros pompa, untuk
alas an inilah pistonnya disebut sebagai axial pump. Seal tidak diperlukan
untuk membatasi kebocoran antara piston dan bore, tetapi mengandalkan
kepresisian ukuran antara piston dengan bore. Clearance hanya diperlukan
untuk pelumasan oleh cairan dan pemuaian piston maupun bore.
Pada saat drive coupling menyalurkan tenaga putar dari penggerak maka
piston berputar searah dengan silindernya karena dihubungkan oleh
universal line (Silinder) dan connecting road (Piston). Sudut (angular) antara
poros drive coupling dengan poros pompa mengakibatkan piston bergerak
axial terhadap bore selama penggerak memutar pompa melalui drive
coupling.
Gambar 6. Angular Type Pump

Cara kerja :
Piston meninggalkan valve plat: Selama putaran setengah pertama dari
pompa, silinder diletakkan pada inlet port pada valve plate. Pada saat itu
gerakan piston meninggalkan valve plate dan menghisap cairan ke dalam
silinder dari inlet port.
Piston Menuju valve plat: Selama putaran setengah kedua dari pompa,
silinder diletakkan pada outlet port pada valve plate. Pada saat itu gerakan
piston menuju valve plate dan menekan cairan di dalam silinder untuk keluar
melalui outlet port.
Pada saat pompa bekerja terjadi overlap pada ruang inlet dan outlet yang
menghasilkan tekanan yang halus dan rata karena tidak terjadi hentakan
tekanan ( Nonpulsating pressure ) pada output pompa.
Stroke Reduction Principle: Panjang langkah efektif dari piston dapat diatur
dengan mengubah sudut antara poros drive coupling dan poros pompa
seperti terlihat pada gambar dibawah. Dengan menvariasikan langkah piston
akan menvariasikan pula banyaknya masa cairan yang mengalir setiap
langkah. Perubahan sudut cylinder block dilalukan oleh sebuah yoke yang
berputar pada sebuah pivot pin yang disebut pintle. Perubahan sudut ini
secara otomatis dilakukan oleh compensator assembly yang tersusun dari
control valve, pressure control piston dan mechanical linkage yang
duhubungkan ke yoke.
Pada saat tekanan output pompa naik, maka pivot valve terbuka untuk
mengalirkan tekanan cairan menuju pressure control piston yang bergerak
menekan pegas dan melalui mechanical linkage memutar yoke menuju arah
zero flow (zero angle). Kebalikan dari itu bila tekanan terlalu turun maka
piston dikembalikan gerakannya oleh piston menuju arah semula sehingga
yoke memutar pada posisi kea rah sudut full flow (full flow angle)

Gambar 7. Stroke Reduction

  • Angular Cam Type

Jenis Rotation Cam Pump
Pada saat poros cam memutar cam saat piston dan silinder tidak berputar
maka push rod piston akan terdorong melawan pegas menuju check valve
dikarenakan sifat eksentrik dari cam, pada saat yang berikutnya push rod dan
piston akan dikembalikan posisinya oleh pegas meninggalkan check valve.
Pada saat piston meninggalkan check valve maka piston bersama bore
menghisap cairan dari inlet port, saat sebaliknya saat piston menuju check
valve maka piston bersama bore menekan cairan untuk keluar dari pompa
melalui outlet port.
Gambar 8. Rotation Cam Pump
Jenis Stationary Cam Pump
Konstruksinya kebalikan dengan rotation cam di atas yaitu cam diam
sedangkan yang berputar adalah piston push rod dan silinder

Jenis Variable Delivery Piston Pump
Dasar konstruksinya sama dengan stationary cam pump hanya dilengkapi
dengan spider yang menggerakkan piston sleeve yang mengatur kapan
piston menekan cairan. Geseran dari piston sleeve sangat sensitive terhadap
tekanan cairan yang dihasilkan pompa. Pada gambar dibawah dapat dilihat
type ini.
Gambar 9. Variable Delivery Piston Pump
Bila tekanan pompa menurun maka sleeve akan bergeser otomatis ke kanan
sehingga tekanan cairan hasil pemompaan naik kembali. Begitu sebaliknya
bila tekanan cairan menurun maka piston sleeve akan bergerak ke kiri
sehingga dapat mengurangi tekanan hasil pemmompaan. Gerakan piston
sleeve dilakukan oleh tekanan cairan itu sendiri melalui compensator piston



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment