-->

Komposisi Nutrisi Bahan Pakan Ternak Unggas

Pakan diperlukan oleh unggas untuk pertumbuhan dan perkembangan selama hidupnya. Kesalahan dalam pemberian pakan, dapat menyebabkan unggas dapat mengalami penurunan daya tahan dan kekebalan tubuh, sehingga unggas mudah menderita berbagai macam gangguan penyakit. Unggas yang terganggu kesehatannya, tentu saja tidak akan memberikan hasil yang optimal. Bahkan lebih jauhnya bisa mengakibatkan kematian.
Pada dasarnya, zat-zat makanan yang mutlak dibutuhkan oleh unggas untuk tumbuh dan berkembang adalah air, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.

  • Air 

Unggas tanpa air minum akan lebih menderita dan bahkan lebih cepat mati dibandingkan dengan ayam tanpa pakan. Hal ini mudah dimengerti karena sekitar 58% dari tubuh ayam dan 66% dari telur adalah air.
Bagi tubuh ternak, air berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, pelarut pada proses pencernaan dan metabolisme, media transportasi,
pembentukan sel-sel tubuh dan media pada proses fisiologi. Air juga dapat berfungsi sebagai sumber berbagai mineral seperti Natrium, Magnesium dan Sulfur. Oleh karena itu, kualitas air akan menentukan tingkat kesehatan ternak unggas. Air yang sesuai untuk konsumsi manusia pasti sesuai untuk konsumsi ternak unggas. Persyaratan air minum untuk ternak unggas sebagai berikut :
a) Air harus bersih
b) Sejuk dengan pH air antara 5 – 7
c) Tidak berbau
d) Tawar/tidak asin
e) Tidak mengandung racun
f) Tidak tercemar oleh mikroba dari kotoran
Jumlah kebutuhan air untuk ternak unggas secara umum diperkirakan sebanyak dua kali dari kebutuhan pakan/ekor/hari. Estimasi konsumsi air untuk ayam akan meningkat sebanyak 7% setiap kenaikan temperatur udara lingkungan 10C mulai dari temperatur di atas 210C. Kandungan maksimum Ca, Mg, Fe, nitrit dan sulfur dalam air minum ternak unggas masing-masing berturut-turut 75; 200; 0,3 – 0,5; 0 dan 25 mg/l. Kelebihan mineral tersebut dalam air akan mengganggu pencernaan, dan selanjutnya mempengaruhi penampilan unggas.

  • Karbohidrat 

Karbohidrat diperlukan sebagai penghasil energi, sehingga unggas dapat melakukan aktivitas hidup seperti bergerak, bernafas, dan lain sebagainya. Sumber karbohidrat terdapat dalam bahan pakan biji-bijian seperti jagung, beras, cantel, bulgur dan dedak.
Karbohidrat merupakan bagian terbesar (40 – 70%) dari pakan ternak. Karbohidrat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu : karbohidrat yang
tidak dapat dicerna unggas terutama serat, yaitu : selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Karbohidrat yang dapat dicerna unggas yaitu polisakarida-pati, disakarida dan monosakarida. Karbohidrat yang dapat dicerna unggas akan dihidrolisis enzim amilase, dan glukosidase menjadi glukosa yang dapat diserap dari saluran pencernaan unggas sebagai sumber utama energi ternak unggas. Pati dibutuhkan oleh unggas sebagai sumber energi utama. Energi adalah gizi yang dibutuhkan unggas untuk hidup, berdiri, berjalan, makan, tidur, kawin dan untuk setiap kegiatan aktivitas unggas. Selain dari karbohidrat, energi juga dapat diperoleh dari lemak atau minyak. Jika energi dari karbohidrat dan lemak pakan masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan unggas maka protein dalam makanan dapat dijadikan sebagai sumber energi walaupun tidak efisien karena protein sebaiknya digunakan sebagai sumber asam amino untuk pembentukan sel dan jaringan tubuh. Kebutuhan energi untuk unggas dinyatakan dalam kilo kalori energi metabolis/kg pakan (kkal EM/kg) atau dapat dihitung menjadi kilo kalori/ekor/hari.

  • Lemak

Lemak diperlukan juga sebagai sumber tenaga untuk pertumbuhan dan produksi, dalam jumlah yang tidak berlebihan. Lemak banyak terkandung dalam bahan pakan asal kacang tanah, bungkil kelapa, dedak halus, kedelai dan tepung ikan.
Lemak menjadi beku dan minyak cair pada suhu ruangan. Secara umum lemak diartikan dari minyak hewan seperti minyak sapi, dan minyak berasal dari minyak tanaman seperti minyak kelapa, minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak kelapa sawit (juga minyak ikan bukan lemak ikan). Lemak dan minyak yang dikonsumsi unggas akan dipecah oleh enzim lipase ke dalam asam lemak. Lemak dibutuhkan untuk
produksi telur, lapisan lemak diantara daging dan sebagai sumber energi kebutuhan aktivitas unggas. Unggas mengandung lemak di bawah kulit dan di sekitar rongga perut. Lemak tersebut dapat dibentuk unggas dalam tubuhnya dengan memakan pakan yang mengandung lemak atau karbohidrat. Akan tetapi daging unggas yang mengandung lemak terlalu banyak, kurang disukai karena porsi dagingnya tentu akan berkurang. Unggas yang tidak makan lemak akan cukup terganggu pertumbuhannya, dapat menurunkan ukuran/besar telur dan menurunkan reproduksi pejantan.
Pakan yang mengandung lemak/minyak akan dicerna di dalam saluran pencernaan unggas menjadi asam-asam lemak seperti asam lemak linoleat, linolenat termasuk Omega 3 (EPA dan DHA) yang juga dibutuhkan manusia. Kebutuhan lemak untuk unggas sering dinyatakan dalam bentuk persen (%)/kg pakan dan dapat dihitung menjadi g/ekor/hari. Sumber lemak utama: minyak sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, minyak jagung, minyak ikan, dan lemak hewan seperti tetelan dari rumah potong hewan.

  • Protein 

Protein diperlukan oleh unggas untuk pertumbuhan, produksi dan reproduksi. Oleh karena itu, protein sangat diperlukan dalam pertumbuhan anak ayam. Sumber protein banyak terdapat pada bahan pakan hewani dan nabati, seperti tepung daging, cacing, tepung ikan dan lain-lain.
Protein adalah polimer dari asam amino yang terdiri dari satu atau dua rantai polipeptida. Ditemukan sebanyak 22 jenis asam amino di dalam daging unggas sehingga untuk pertumbuhan dan produksi yang baik, ke-22 jenis asam amino tersebut harus tersedia. Dari 22 asam amino tersebut, 12 jenis tidak dapat disintesis di dalam tubuh unggas sehingga  harus disediakan di dalam pakan. Asam amino tersebut dikelompokkan menjadi asam amino esensial. Sisanya dapat disintesis oleh unggas dan dikelompokkan menjadi asam amino non-esensial. Protein dalam pakan yang dikonsumsi unggas akan dicerna oleh pepsin di dalam proventriculus dan gizzard, dan enzim proteolitik (tripsin dan chimotripsin) di dalam usus halus yang menghasilkan peptida dan asam amino. Peptida dan asam amino tersebut akan diserap oleh sel mukosa usus halus unggas. Asam amino di dalam protein dibutuhkan ternak unggas untuk pembentukan sel, mengganti sel mati, membentuk jaringan tubuh seperti daging, kulit, telur, embrio dan bulu. Unggas yang tidak diberi makan protein akan tetap kecil dan tumbuh lambat atau tidak bisa bertambah besar. Disamping itu, protein juga dibutuhkan untuk produksi telur dan produksi sperma unggas jantan. Dengan demikian unggas yang tidak diberi protein akan tumbuh lambat, produksi telur sedikit, jarang mau kawin, daya tunas dan daya tetas juga rendah, dan akan menghasilkan anak sedikit dan kurang bermutu.
Protein yang dimakan oleh ternak unggas akan dicerna dengan bantuan enzim menjadi berbagai asam amino yang dibutuhkan oleh unggas. Asam amino yang sering kurang dalam campuran pakan unggas adalah asam amino metionin dan lisin (kadang-kadang asam amino treonin). Kebutuhan protein dan asam amino untuk unggas sering dibuat dalam persen (%) atau g/ekor/hari.
Sumber protein adalah: tepung ikan, tepung udang, tepung daging dan tulang, tepung daging unggas, tepung darah, bungkil kedelai, kedelai masak, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, daging keong, corn gluten meal, rapeseed meal, canola meal, dan dried distilled grains and solubles.

  • Vitamin 

Vitamin diperlukan untuk melancarkan berbagai proses yang terjadi dalam tubuh, serta untuk menambah daya tahan atau kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, vitamin harus selalu tersedia dalam pakan yang diberikan. Sumber pakan yang banyak mengandung vitamin diantaranya berupa hijauan, jagung kuning dan butir-butiran.
Terdapat 13 vitamin yang dibutuhkan oleh unggas. Vitamin dibutuhkan oleh unggas untuk menjaga kesehatan secara umum, kesehatan mata dan untuk membantu pembekuan darah, untuk kesehatan otot, fertilitas dan daya tetas telur, untuk proses metabolisme dan pembentukan tulang. Vitamin dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu (1) vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K, dan (2) vitamin larut dalam air yaitu vitamin B kompleks, dan vitamin C. Vitamin-vitamin tersebut terdapat di dalam bahan pakan dan sebagian lagi diproduksi oleh mikroorganisme dalam tubuh unggas seperti vitamin K. Unggas yang tidak makan cukup vitamin tidak dapat tumbuh normal, mata dan tulang terganggu. Sumber vitamin: sebagian besar bahan pakan, minyak tanaman, lemak hewan, daun-daunan seperti tepung alfalfa, daun lamtoro, daun gamal, daun kaliandra, dan premix campuran vitamin dan mineral) yang dapat dibeli di toko pakan ternak.

  • Mineral 

Mineral yang diperlukan unggas berguna sebagai zat pembangun tubuh. Contohnya, zat besi diperlukan dalam proses pembentukan darah, kalsium dan phospor berperan dalam pembentukan tulang.
Mineral dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu mineral makro dan mikro. Mineral makro yang dibutuhkan dalam jumlah relatif lebih
banyak dari mineral lain adalah kalsium (Ca) dan fosfor (P) untuk pembentukan tulang; natrium (Na), kalium (K), magnesium (Mg), dan klorida (Cl) yang dibutuhkan untuk keseimbangan asam-basa dalam proses osmosis tubuh. Mineral mikro adalah Cu, I, Mn, Se, dan Zn (dan Co yang dapat diperoleh dari vitamin B12) (NRC, 1994). Secara umum, mineral adalah gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit akan tetapi perannya sangat penting untuk pertumbuhan tulang, pembentukan kerabang telur, keseimbangan dalam sel tubuh, membantu pencernaan dan sistem transportasi gizi dalam tubuh, fertilitas dan daya tetas telur. Bahan pakan yang mengandung mineral akan dicerna di dalam saluran pencernaan unggas menjadi ion mineral yang dapat diserap ke dalam tubuh unggas. Unggas yang kekurangan mineral akan tumbuh tidak normal, tidak sehat dan tulang jadi keropos. Akan tetapi, secara umum mineral yang penting dihitung di dalam pakan adalah kandungan kalsium (Ca) dan fosfor (P). Mineral lain pada umumnya dipenuhi dari bahan pakan lain atau dapat ditambahkan dalam bentuk campuran berbagai mineral (premix). Kebutuhan Ca dan P untuk unggas dinyatakan dalam satuan persen (%)/kg pakan yang kemudian dapat dihitung menjadi mg/g/ekor/hari. Sumber mineral : Tepung ikan, tepung daging dan tulang, tepung udang, tepung tulang misalnya tulang sapi yang dibakar, kulit keong, kulit kerang, kapur dan dikalsium fosfat.
Komposisi nutrisi bahan pakan seperti ternak unggas tabel berikut :


Untuk dapat berproduksi secara baik, ternak unggas memerlukan seluruh kebutuhan nutrisi secara optimal dan berimbang. Optimal berarti kandungan nutrisinya tidak kurang atau melebihi kebutuhannya. Berimbang berarti perbandingan antar nutrisi yang berkaitan harus sesuai. Pedoman komposisi nutrisi pakan ayam ras pedaging bisa dilihat di tabel berikut :

  •  Makanan Ayam Broiler, M. Rasyaf, 1994
  •  Pakan Ayam dan Itik, Yani Sudara dan Anita Siriwa, 1997

Kandungan nutrisi pakan unggas yang diproduksi oleh berbagai pabrik pakan komersial dapat dilihat pada Tabel 10. Kandungan gizi dalam Tabel ini dirangkum dari berbagai leaflet spesifikasi produk berbagai pabrik pakan unggas. Kandungan gizi yang tertera dalam Tabel 10 adalah kandungan protein, energi metabolis, kalsium (Ca), dan kandungan fosfor (P). Dengan melakukan perbandingan antara kandungan gizi pakan produksi pabrik pakan dengan kandungan gizi rekomendasi dan panduan, maka diperoleh gambaran bahwa semua kandungan nutrisi berada di dalam kisaran rekomendasi dan panduan kebutuhan nutrisi kecuali kandungan energi ayam ras layer yang semestinya panduan minimum 2650 kkal/kg dan di dalam spesifikasi produk pabrik pakan (Tabel 10) masih ada yang mencantumkan 2600 kkal/kg pakan. Begitu pula panduan menganjurkan kandungan Ca itik petelur berada pada kisaran 2,90 – 4,00%, akan tetapi masih ada yang menggunakan kadar Ca 2,80% dalam pakan itik petelur. Kekurangan kandungan protein pada ayam ras layer dan Ca dalam produk pakan itik layer tersebut hanya sedikit saja, dan hampir bisa diabaikan.
Secara teoritis, kekurangan energi pakan akan berakibat pada peningkatan konsumsi pakan unggas untuk memenuhi kebutuhan energinya. Peningkatan konsumsi pakan tersebut selanjutnya akan mengakibatkan peningkatan konsumsi dalam satuan berat gizi lainnya seperti protein dan asam amino/ekor/hari. Sebagai contoh, kandungan minimum energi pakan ayam ras layer = minimum 2650 kkal energi metabolis/kg, dengan konsumsi pakan normal untuk ayam ras layer 100 g/ekor/hari (NRC, 1994) maka konsumsi enegi semestinya = 100/1000 x 2650 = 265 kkal/ekor/hari; jika pabrik pakan memproduksi pakan yang mengandung
2600 kkal/kg sementara kandungan gizi lainnya sesuai rekomendasi termasuk kandungan protein 16%, maka dapat diprediksi akan terjadi peningkatan konsumsi pakan normal dari 100g/ekor/hari menjadi 265 x 1000/2600 = 102 g/ekor/hari untuk memenuhi kebutuhan energinya sebanyak 265 kkal/ekor/hari (102/1000 x 2600 = 265). Dengan demikian maka konsumsi protein menjadi berlebih sebanyak 2 x 16/100 = 0,32 g/ekor/hari atau dari yang semestinya hanya sebanyak 100 x 16/100 = 16 g/ekor/hari menjadi 102 x 16/100 = 16,32 kkal/ekor/hari. Dengan cara perhitungan yang sama, konsumsi asam amino lisin akan berlebih sebanyak 2 x 0,80/100) = 0,016 g/ekor/hari. Perhitungan ini dibandingkan dengan panduan minimum kandungan gizi dan kekurangannya akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan nilai anjuran Tabel 4 yaitu nilai rekomendasi energi sebanyak 2700 kkal/kg, atau kekurangannya akan jauh lebih besar jika kandungan energi pakan yang sebenarnya ketika diberikan kepada unggas ternyata kurang dari 2600 kkal EM/kg pakan. Dengan kelebihan konsumsi protein dan asam amino tersebut akan mengakibatkan pemborosan penggunaan protein dan asam amino yang sebagian besar masih di impor dari luar negeri sebagai bahan pakan ternak.
Analisis kekurangan atau kelebihan gizi pada unggas pada prinsipnya akan menurunkan produksi jika kurang dari rekomendasi/panduan dan akan terjadi pemborosan pakan atau kurang efisien jika terjadi kelebihan konsumsi pakan. Oleh karena itu, perhitungan yang cermat dalam formulasi pakan patut dilakukan dengan tepat terutama dengan kebutuhan gizi unggas dan tingkat konsumsi pakan. Atau lebih tepat lagi, kandungan gizi pakan ternak yang digunakan seyogyanya didasarkan pada tingkat konsumsi pakan dan rekomendasi satuan berat gizi/unit/ekor/hari.
Sumber :
Direktorat Pembinaan SMK. Agribisnis Pakan Ternak Unggas Untuk Kelas 11 Semester 3. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2013



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment