Jenis –jenis unggas petelur
a) Jenis ayam petelur ras Jenis-jenis ayam ras petelur merupakan hasil Pemilihan didasarkan atas segi-segi ekonomis serta kemampuan berproduksi yang tinggi atau cukup menguntungkan. Untuk memperoleh ayam yang memiliki produktivitas yang tinggi tentu saja harus dipilih bibit-bibit yang berkualitas bagus, strain ayam di tingkat final stok/layer serta disertai seleksi dan culling yang dilakukan secara ketat. Meskipun DOC yang akan dipelihara merupakan hasil seleksi dari bibit yang unggul dan berkualitas bagus dari tingkatan final stok, namun perlu juga diadakan seleksi dan culling secara terus menerus, mualai dari ayam fase brooding sampai ayam tidak produktif (afkir) .
Ciri-ciri ayam ras petelur menurut berbagai sumber pustaka yang berhasil dihimpun adalah :
Mudah terkejut (nervous)
Bentuk tubuh ramping
Cuping telinga berwarna putih
Kerabang kulit telur berwarna putih
Efisien dalam penggunaan ransum untuk membentuk telur
Tidak memiliki sifat mengeram
Produksi telur yang tinggi yaitu 200 butir/ekor/tahun, bahkan bisa mencapai 250 – 280 butir/ekor/tahun.
Di Indonesia dikenal dua tipe ayam petelur yaitu tipe ayam petelur ringan dan tipe ayam petelur medium
Tipe Ayam Petelur Ringan. Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Saat ini ayam galur murni ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama.
Setiap pembibit (breeder) ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.
Tipe Ayam Petelur Medium. Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna.
Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Telur dengan warna coklat untuk masyarakat Indonesia lebih disukai dipasaran daripada telur denga kerabang putih. Walaupun sebenarnya dilihat dari kandungan gizi dan rasanya relatif sama, tetapi karena dilihat dari warna kulitnya telur coklat memang lebih menarik daripada yang putih dan telur putih mempunyai kerabang yang lebih tipis sehingga masyarakat Indonesia lebih menyukai telur berkerabang coklat. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.
Saat ini banyak sekali dijumpai strain-strain ayam petelur di pasaran, baik itu strain petelur tipe ringan maupun tipe petelur medium. Setiap strain yang bisa diterima langsung para peternak penghasil telur adalah DOC yang merupakan hasil final atau comercial stock. Strain ayam final stock ini diperoleh dari keturunan parent stock dan merupakan hasil seleksi yang dilakukan secara terus menerus, sehingga diperoleh hasil akhir (final) yang betul-betul produktif. Berbagai strain ayam yang dewasa ini banyak beredar dipasaran, al: Dekalb XI-Link, Hisex white, H & W nick, Hubbarb leghorn, Rhose white, Shaver S 288, Hisex brown, Hubbarb golden cornet, Ross Brown, Shaver star cross 579, Warren sex sal link., Hy-line yang diciptakan di USA,
Harco diproduksi di California dan Strain Babcock diciptakan di USA, dll
Pada dasarnya setiap strain mempunyai keunggulan dalam berproduksi yang hampir tidak jauh beda, yang paling utama adalah bagaimana kita mengelolanya. Asalkan dikelola dengan baik sesuai dengan kebutuhan untuk hidup dan berproduksi secara optimal, maka hasilnyapun pasti akan optimal. Produksi telur sangat ditentukaan oleh faktor genetis dan faktor lingkungan
Tiap-tiap strain yang diterima oleh peternak adalah DOC yang kita kenal dengan istilah final stock ( Commercial stock). Strain final stock ini diperoleh dari parent stock dan merupakan hasil seleksi yang dilakukan secara terus menerus, sehingga diperoleh hasil akhir yang benar-benar produktif. Pada umumnya, semua DOC yang diperjual belikan kepada peternak adalah ayam-ayam tingkatan final stock. Sedangkan keturunan dari final stock ini sudah tidak memilki sifat keunggulan berproduksi seperti final stok.
3) Jenis-jenis ayam kampung Ayam kampung
merupakan ayam lokal atau ayam asli Indonesia, dan merupakan bagian dari ayam buras atau salah satu dari jenis ayam buras. Sedangkan ayam buras adalah jenis ayam selain ayam ras, seperti ayam kampung, ayam kedu, ayam cemani, ayam bangkok, ayam arab, ayam pelung dan seterusnya. Ayam kampung ini sudah menyebar hampir seluruh pelosok tanah air. Oleh karena itu hampir seluruh masyarakat kita mengenal jenis ayam ini.
Disamping ayam kampung, ayam buras yang baik juga digunakan sebagai ayam petelur adalah ayam arab, ayam kedu dan ayam nunukan. Ketiga ayam buras tersebut kemampuan bertelur lebih tinggi di bandingkan ayam kampung, bahkan kemampuan bertelur ayam arab hampir menyerupai ayam ras petelur, sehingga saat ini ayam arab banyak digunakan dan dibudidayakan sebagai ayam kampung petelur karena disamping penampilan telurnya yang mirip seperti ayam kampung, cara pemeliharaannya lebih mudah dan konsumsi pakan lebih efisien.
a) Ayam kampung. Ayam kampung warna bulunya bervariasi, ada yang putih, kuning, kuning kemerahan hitam dll.yang paling banyak adalah kombinasi dari warna-warna tersebut.jenis ayam ini mudah dibedakan dari ayam ras berdasarkan warna bulunya yang beraneka ragam, sosoknya yang lebih kecil dan penampilannya yang lebih lincah.
pada umur yang sama jenis ayam ini mempunyai bobot yang lebih rendah dari ayam ras,Dengan pemeliharaan yang intensif pada umur satu bulan ayam ras biasanya sudah mencapai berat sekitar 250 gram, sedangkan ayam kampung baru mencapai 150 gram.Namun pada umur 4 bulan perbandingan beratnya tidak terlalu jauh ,ayam ras mencapai bobot sekitar 1.570 gram,sedangkan ayam kampung sekitar 1400 gram.
b) Ayam kedu. sesuai dengan namanya ayam kedu banyak di jumpai di daerah kedu, lebih tepatnya di desa kedu, kabupaten temanggung,jawa tengah. ada sumber yang mengatakan bahwa ayam kedu bukan ayam asli Indonesia.Ayam ini merupakan hasil persilangandari ayam dorking yang di bawa rafles dengan ayam yand ada didaerah dieng. melalui proses seleksi oleh masyarakat setempat,maka muncullah nama ayam kedu.selain itu ada juga yang mengatakan bahwa ayam ini asli pulau jawa dan pernah di ekspor ke amerika pada tahun 1935.ayam ini kemudian dikenal dengan nama the black java breed ( ayam hitam asli jawa ).
berdasarkan warna bulunya ayam kedu dapat digolongkan menjadi ayam kedu hitam,ayam kedu putih dan ayam kedu campuran (warna bulu blorok,lurik dll).dari ketiga jenis ayam kedu tersebut yang paling disenangi adalah ayam kedu hitam.
ayam kedu hitam betina warna bulunya hitamulus.namun,setelah dewasa bulu dibagian kepala dan leher ada yang berubah,setelah berumur 1 tahun bulu di kepala ayam menjadi kemerah2an,dan pada umur 2 tahun bulu kepalanya menjadi merah semua,bulu pada bagian leher ada yang berwarna keperakan atau keemasan.sedangkan jengger dan pialnya masih tetap berwarna hitam, berbeda dengan ayam jantannya yang muai berubah menjadi warna merah. Diantara ayam kedu hitam ini ada yang disebut ayam kedu cemani. Ayam cemani seluruh bagian tubuhnya berwarna hitam. Ayam kedu petelur yang baik biasanya memiliki ciri-ciri :
Jenggernya bergerigi 6-9 buahdan jika besar biasanya letaknya terkulai kesamping.bentuk kepalanya panjang dan rata.
panjang lehernya sedang,bulu banyak dan tebal.
Dadanya tidak lebar,punggungnya rata atau agak miring ke arah ekor,sayapnya tertutup kuat,letak sayapnya rata, perutnya besar,lebar, dan dalam.
pada usia dewasa beratnya antara 1,4-1,6 kg, dan mulai bertelur pada umur sekitar 134 hari.
c) Ayam nunukan. seperti ayam kedu, ayam nunukan juga diberi nama berdasarkan nama daerah Nunukan yang terletak di pulau Tarakan, Kalimantan Timur. Namun,menurut sebagian sumber ayam ini bukan ayam asli daerah Nunukan melainkan berasal dari daerah cina bagian selatan. Ayam ini masuk kedaerah tarakan lewat Tawao dan Nunukan sekitar tahun 1922 yan dibawa oleh perantau cina.mungkin karena itulah sebagian orang menyebut ayam ini dengan nama ayam cina.walaupun ayam ini termasuk pendatang,tetapi sudah dianggap ayam lokal karena sudah mengalami adaptasi sekitar 50 tahun. kekhasan ayam nunukan terutama terlihat pada ayam jantannya. Ayam nunukan jantan mempunyai sosok yang besar, tegap, tetapi terlihat kurang gagah karena bulu sayap dan ekornya tidak tumbuh sempurna. Bulu ekornya kelihatan pendek sehingga tampak seperti di potong. Berbeda dengan ayam jantannya, bulu ekor dan sayap ayam nunukan betina tumbuh sempurna. warna bulunya kuning agak kecoklat-coklatan atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Warna kulit dan paruh umumnya kuning . Sosoknya lebih kecil dari yang jantan. Pada usia dewasa beratnya mencapai sekitar 1.900 gram. Untuk petelur biasanya di pilih ayam betina yang mempunyai bulu ekor panjang karena daya bertelurnya lebih tinggi.
d) Ayam Arab Ayam arab merupakan ayam tipe petelur unggul karena kemampuannya bertelur yang cukup tinggi. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan ayam arab karena produksi telurnya tinggi yaitu mencapai 190-250 butir per tahun atau dengan produksi 80-90%, dengan berat telur rata-rata 40 gram. Ayam arab tidak suka mengeram. Masih ada keunggulan lain, antara lain: efesiensi terhadap pakan yang hanya 80 gr/ekor/hari, sedangkan ayam leghorn bisa mencapai 110gr/ekor/hari, ayam jenis ini daya seksualnya sangat tinggi dan suka kawin, dalam waktu 15 menit mampu kawin 3 kali. Warna kerabang sangat bervariasi yakni putih, kekuningan dan coklat sehingga kadang banyak orang yang tidak bisa membedakan mana telur ayam arab dan mana telur ayam kampung. Warna kulit yang agak kehitaman, dengan daging yang lebih tipis dibanding ayam kampung membuat daging ayam ini kurang disukai oleh konsumen. Akan tetapi bagi sebagian peternak yang kreatif, ayam arab ini dikawin silang dengan ayam kampung.
Hasil persilangan ini menghasilkan keturunan ayam dengan postur kampung, kerabang telur sudah tidak putih lagi dan daging yang sedikit lebih terang daripada ayam arab asli.
Ayam Arab ini termasuk galur ayam buras yang unggul dari Belgia. Untuk mendapatkan produktivitas ayam arab yang maksimal diperlukan perawatan yang optimal, antara lain: penyediaan kandang yang sesuai, pakan yang teratur, pengendalian penyakit. Ada pula hal yang turut perperan dalam kesuksesan agribisnis ayam arab yaitu Pengelolaan Produksi dan Manejemen Usaha.
4) Jenis-jenis itik petelur Itik petelur pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu itik petelur dari luar yang didatangkan di Indonesia dan itk petelur lokal. Sebagian besar jenis itik lokal merupakan tipe petelur, dan kalaupun dipelihara sebagai tujuan untuk memproduksi dagingnya, biasanya adalah itik petelur afkir, itik pejantan petelur . Beberapa jenis itip petelur diantaranya :
a) Itik petelur lokal
Itik tegal
Itik Alabio
Itik Mojosari
Itik Bali
Itik Magelang
Itik dari hasil persilangan-persilangan seperti itik BPT AK, itik BPT KAT dan itik BPT KA.
b) Itik petelur dari luar negeri, seperti
Itik Khaki Cambell
Itik
5) Jenis-jenis puyuh petelur Berdasarkan warna bulunya, puyuh dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu puyuh warna putih, puyuh warna hitam atau coklat dan puyuh persilangan. Perbedaan ke tiga bangsa puyuh tersebut ditunjukkan oleh perilaku dan teknik pemeliharaan. Namun dalam produktivitasnya sebagai penghasil telur, ke tiga bangsa puyuh tersebut cenderung tidak memiliki perbedaan. Selain berdasarkan warna bulu, bangsa puyuh juga dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah jari-jari kaki, bangsa puyuh dikelompokkan menjadi dua famili yaitu famili Phasianidae dan famili Turnicidae. Perbedaan kedua bangsa puyuh tersebut ditunjukkan oleh kebiasaan jantan dalam mengerami telur
Dari ketiga kelompok warna bulu puyuh ataupun berdasarkan jumlah jari kaki, banyak sekali bangsa puyuh yang ada di dunia ini, beberapa diantaranya : Puyuh Japonika, Puyuh Pepekoh, Puyuh Gonggong Jawa, Puyuh Gonggong Biasa, Puyuh Bar Backed, Puyuh Sumatera, Puyuh Gonggong Kalimantan, Puyuh Turnik, Puyuh Mahkota, Puyuh Scaled, Puyuh Gambels, Puyuh Albino, Puyuh Tegalan Loreng, dan lainnya
0 komentar:
Post a Comment