-->

Instruksi Kerja Mesin Frais CNC

Instruksi kerja adalah perintah keja yang dapat dijadikan arahan, petujuk dan prosedur selama kita bekerja. Didalam instruksi kerja mesin frais CNC terdapat beberapa dokumen kerja, diantaranya : a) Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat komunikasi utama dalam proses pembuatan benda kerja, oleh karena itu gambar kerja harus akurat dan dibuat berdasarkan beberapa pertimbangan- pertimbangan tertentu diantaranya :
(1) Dapat dikerjakan dibengkel pemesinan (diproduksi).
(2) Dapat dipasang dibagian lain (diasembling).
(3) Dapat berfungsi dengan baik
(4) Presisi
 (5) Presentatif

Gambar kerja dianggap baik, apabila gambar tersebut memiliki beberapa kelengkapan diantaranya sebagai berikut:
(1) Penunjuk ukuran
(2) Toleransi
(3) Tanda pengerjaan
(4) Tingkat kehalusan

(1) Penunjuk Ukuran.
Penunjuk ukuran yang digunakan pada gambar kerja ada beberapa  sistem yaitu :


(a) Sistem Ukuran Paralel (Absolut) Pada sistem ini semua ukuran berbasis atau berpedoman pada satu bidang atau pada satu titik, seperti yang ditunjukan pada gambardi bawah ini. Ukuran panjang berbasis pada bidang sebelah kiri, dan ukuran lebar  berbasis pada bidang sebelah depan, sedangkan ukuran tebal berbasis pada bidang sebelah atas, sehingga penempatan ukuranya  berbentuk sejajar atau paralel.

(b) Sistem Ukuran Seri (Incrimental) Pada sistem ini setiap ukuran berbasis pada bidang ukuran sebelumnya seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini. Ukuran panjang berbasis pada sebelumnya dari sebelah kiri, ukuran panjang berbasis pada ukuran sebelumnya dari sebelah depan, sedangkan ukuran tebal berbasis pada ukuan sebelumnya dari sebelah atas, dengan demikian penempatan ukuran berderet atau seri.

(c) Sistem Ukuran Campuran Sistem ukuran ini merupakan perpaduan antara paralel (absolut) dan seri (inkrimental) seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini. Sistem ukuran ini termasuk sistem ukuran yang cukup rumit dan sulit untuk diterapkan pada proses pengerjaan bendakerja. Ukuran panjang 65 dan 40 ukuran paralel, sedangkan ukuran jarak lubang 12 dan panjang lubang 17 merupakan ukuran seri,  begitu pula ukuran lebar 58 dan 38 merupakan ukuran paralel, sedangkan ukuran jarak lubang 9 dan lebar lubang 14 merupakan ukuran seri
Penentuan sistem ukuran pada gambar kerja dibuat berdasarkan fungsi dari benda kerja tersebut. Suatu benda akan berpasangan dengan benda lain, maka sitem ukuran benda tersebut harus menyesuaikan dengan sistem ukuran pada benda kerja pasanganya, seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini.

Proses pengerjaan dan pengukuran benda kerja juga harus mengikuti penunjuk ukuran pada gambar kerja. Jika gambar kerja menunjukan ukuran paralel maka pengerjaannya menggunakan ukuran paralel begitu juga cara pengukurannya. Sedangkan jika gambar kerja menunjukan ukuran seri maka pengerjaannya menggunakan ukuran seri begitu juga cara pengukurannya. Dengan kata lain apabila benda kerja yang dibuat dengan ukuran paralel maka tidak dapat dipakai untuk memenuhi perintah gambar dengan sistem ukuranseri.

(2) Toleransi. 
Toleransi adalah batas penyimpangan yang diijinkan.Batas yang dimaksud adalah batas atas dan batas bawah, batas atas dan bawah boleh berada di atas maupun di bawah ukuran nominal. Contoh ukuran 20 batas atas berada di atas ukuran nominal dan batas bawah berada dibawah ukuran nominal, ukuran 25 batas atas berada di atas ukuran nominal sedangkan batas bawah tepat dengan ukuran nominal, ukuran 30 batas atas tepat dengan ukuran nominal sedangkan batas bawah berada di bawah ukuran nominal, ukuran 35 batas atas berada di atas ukuran nominal dan batas bawah juga berada di atas ukuran nominal, ukuran 40 batas atas berada di bawah ukuran nominal dan batas bawah juga berada di bawah ukuran nominal.
(3) Tanda Pengerjaan.
Tanda pengerjaan pada gambar kerja merupakan perintah proses pengerjaan benda kerja, baik yang  menggunakan mesin maupun perkakas tangan. Proses ini akan menghasilkankualitas dan tingkat kekasaran permukaan tertentu. 
b) Dokumen Kerja
Dokumen kerjamerupakan catatan tentang perintah proses pengerjaan. Dokumen kerja terdiri dari :
 Alur kerja
 Gambar kerja
 Langkah kerja

(1) Alur Kerja. Alur kerja adalah proses  pengaturan penempatan pengerjaan benda kerja pada tempat kerja. Contoh :


Ada dua benda kerja yang harus dikerjakan menggunakan mesin, benda tersebut akan dirakit dalam waktu yang bersamaan, maka proses pengerjaanya harus diatur menggunakan mesin yang berbeda agar pada akhirnya dapat dirakit pada waktu yang bersamaan.

(2) Gambar Kerja telah diuraikan di atas

(3) Langkah Kerja Langkah kerja merupakan analisa urutan proses pengerjaan benda kerja. Untuk menetukan urutan kerja kita harus mempertimbangkan faktor keselamatan kerja dan pendistribusian kerja serta penggunaan mesin. Urutan proses pengerjaan adakalanya dapat dilakukan secara bebas, tetapi adakalanya harus berurutan. Ada suatu proses pengerjaan yang harus menunggu proses pengerjaan tertentu, sebagai contoh apabila kita mau mengetap maka harus menunggu dibor terlebih dahulu.

c) Prosedur Operasi Standar Prosedur operasi standar adalah Serangkaian perintah pengoperasian yangterstandarisasi. Prosedur ini ada yang bersifat umum dan bersifat khusus.

(1) Prosedur Operasi Standar yang bersifat umum. Prosedur ini dapat dipakai di semua mesin. Contoh : 
(a) Sebelum mengoperasikan mesin harus dipastikan di sekelilingmesin dalam keadaan aman.
(b) Periksa sistem pelumasan dan sistem kelistrikan.
(c) Selesai mengoperasikan mesin bersihkan dan lumasi bagian yang tidak dicat.

(2) Prosedur Operasi Standar yang bersifat khusus. Prosedur ini setiap mesin mempunyai prosedur yang berbeda. Contoh : Prosedur operasi standar mesin frais CNC TU 3A
(a) Hidupkan saklar stabiliser ( PLN )
(b) Hidupkan kunci kontak mesin
(c) Tekan tombol HC untuk pengoperasian manual atau CNC
(d) Untuk mematikan putar kunci kontak mesin
(e) Matikan saklar stabiliser ( PLN )

d) Persiapan Awal Persiapan awal sangat penting untuk dilaksanakan karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan keselamatan dalam bekerja.
Persiapan yang perlu dilakukan antara lain :
(1) Memeriksa kelengkapan dokumen meliputi : (a) Alur kerja (b) Gambar kerja (c) Langkah kerja (2) Memeriksa kelengkapan mesin meliputi : (a) Sistem pelumasan (b) Sistem kelistrikan  (c) Kelengkapan Acesoris mesin (d) Gerakan mesin ( manual dan otomatis )
(3) Memeriksa alat potong meliputi : (a) Ketajaman pisau frais (b) Jenis pisau frais (c) Jumlah pisau frais
(4) Memeriksa alat ukur  meliputi : (a) Jenis alat ukur (b) Kapasitas alat ukur (c) Akurasi alat ukur ( kepresisian )
(5) Memeriksa bahan kerja meliputi : (a) Jenis bahan   (b) Ukuran bahan (c) Jumlah bahan e) Urutan Kerja Mengoperasikan Mesin Frais CNC terdiri atas : (1) Masukkan program CNC mesin frais Memasukkan program CNC sederhana untuk mesin frais CNC dilakukan pemasukan secara manual, yaitu program langsung dituliskan (diketik) pada mesin menggunakan tombol-tombol pemasukan program. (2) Periksa kemungkinan terjadi kesalahan ketik dan kesalahan format/ bahasa pemrograman  Pemeriksaan kesalahan ketik, format dan bahasa pemrograman dilakukan dengan tes jalan program.  (3) Periksa arah gerakan dan tipe gerakan pahat  Pemeriksaan arah dan tipe gerakan pahat dilakukan dengan uji lintasan pisau frais. Pasang ploter untuk mengetahui /mendeteksi lintasan pisau frais.  (4) Pasang benda kerja  Pemasangan benda kerja dilakukan sesuai standar pemasangan dan mengikuti tata letak yang telah ditetapkan. Perhatikan titik atau bidang datum pemasangan benda kerja. (5) Tempatkan pisau frais pada posisi awal jalan Penempatan pisau frais pada posisi awal jalan harus sesuai dengan jarak yang ditetapkan pada G 92.  (6) Jalankan program

Gerakan pisau frais selama program berjalan harus terus diperhatikan dan segera hentikan jalan program dengan menekan tombol“INP”+”FWD” bersamaan jika ada hal yang mengkhawatirkan. f) Pemeriksaan Alat Keselamatan Kerja.  Pemeriksaan alat keselamatan kerja meliputi : (1) Pemeriksaan tempat kerja yaitu : (a) Ventilasi ruangan (b) Penerangan ruangan (c) Keadaan lantai  (2) Pemeriksaan alat keselamatan kerja yaitu : (a) Kaca pelindung mesin (b) Baju praktek (c) Sepatu pengaman (d) Kaca mata bening (e) Kuas (f) Penarik bram (g) Majun . Semua kelengkapan kerja dan kelengkapan keselamatan kerja harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya agar keselamatan kerja dapat terwujud. 



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment